UPDATE Kasus Corona Indonesia 16 November 2021: Tambah 347 Positif, 515 Sembuh,15 Meninggal
Update informasi jumlah pasien virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat hingga Selasa (16/11/2021).
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Berikut update informasi jumlah pasien virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat hingga Selasa (16/11/2021).
Jumlah kasus positif virus corona tercatat ada 347 penambahan dari sebelumnya 4.251.076 kasus.
Data tersebut dirilis dalam laman Peta Sebaran Covid, covid19.go.id, Selasa sore.
Kini, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 4.251.423 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 silam.
Kabar baiknya, ada sejumlah 515 pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19.
Baca juga: Download Sertifikat Vaksin Lewat WhatsApp atau PeduliLindungi, Ini Cara jika Sertifikat Belum Muncul
Baca juga: Menkes: Vaksinasi Covid-19 Berbasis Risiko, Lansia Kemudian Anak-anak
Sehingga, jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 4.099.399 jiwa dari pasien sebelumnya yang sebanyak 4.098.884 jiwa.
Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia juga bertambah sebanyak 15 pasien.
Total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 143.685 orang, dari yang sebelumnya sebanyak 143.670 orang.
Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Baca juga: Strain Baru Covid-19 Ditemukan di Perancis dengan Protein Lonjakan yang Diubah
Provinsi DKI Jakarta memiliki presentase jumlah kasus Covid-19 terbanyak dari total keseluruhan kasus.
Selanjutnya, disusul oleh Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Baca juga: Sejumlah Perusahaan Mulai Menerapkan WFO, Perhatikan 5 Hal ini untuk Cegah Covid-19
Informasi ini dapat terlihat dari data peta persebaran kasus pada tiap provinsi.
Update corona atau Covid-19 di Indonesia bisa di akses di sini.
Presiden Minta Masyarakat Hati-hati Pada Vaksin yang Kadaluarsa
Atas arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan kepada masyarakat untuk tetap hati-hati dalam memberikan maupun menerima vaksin Covid-19.
Imbauan tersebut disampaikan oleh Menkes Budi lantaran adanya laporan yang muncul dari wilayah Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta akhir-akhir ini.
"Bapak Presiden juga menekankan bahwa tolong hati-hati dengan vaksin kedaluwarsa."
"Jadi beberapa provinsi yang laporannya sampai ke Beliau seperti Nusa Tenggara Timur atau juga dari Jawa Tengah itu memang perlu (termasuk) Yogyakarta."
"Perlu diperhatikan agar vaksinasinya jangan sampai kedaluwarsa," kata Menkes Budi.
Baca juga: CARA Unduh Sertifikat Vaksin Covid-19 via PeduliLindungi, Bagaimana Jika Sertifikat Belum Muncul?
Jika memang ditemui vaksin yang mendekati batas tanggal pemakaiannya, maka diharapkan vaksinasi dapat sesegera mungkin didistribusikan ke wilayah-wilayah yang membutuhkan.
"Kalau misalnya sudah dekat-dekat (tanggal) kedaluwarsa, mungkin kita bisa mengalihkan ke provinsi-provinsi lain yang masih membutuhkan atau kita bisa alihkan ke TNI dan Polri," jelas Menkes Budi.
Pada kesempatan yang sama, Menkes Budi juga menyampaikan bahwa stok vaksin yang tersedia, saat ini aman.
Sampai sekarang, stok vaksin yang ada yakni sebanyak 270 dosis.
"Sebanyak 267 sudah didistribusikan ke kabupaten kota dan provinsi dan yang sudah dipakai ada 206 juta."
"Jadi masih ada stok sekitar 60 juta di kabupaten kota dan provinsi," jelas Menkes Budi.
Kendati sudah cukup banyak masyarakat yang mendapatkan vaksinasi, masyarakat diminta tetap waspada, terutama untuk menghadapi Nataru.
Termasuk dalam proses pembelajaran tatap muka di sekolah.
Baca juga: Airlangga Hartarto Ungkap Tingkat Kasus Covid-19 di Indonesia Lebih Baik Dibanding Negara Lain
"Jokowi juga mengarahkan agar sekolah-sekolah yang melakukan pendidikan tatap muka itu juga dilakukan surveilans yang ketat, agar kalau ada indikasi kita bisa melakukan tindakan dan tidak menyebar," kata Menkes.
Selain itu, Jokowi mengingatkan kepada kepala daerah masing-masing wilayah untuk sesring mungkin melakukan monitoring secara ketat.
Hal ini dilakukan, mengingat sebelumnya terdapat lima provinsi yang mencatatkan peningkatan jumlah kasus konfirmasi, meski sekarang perhalan mulai melandai.
"Kita sudah mengidentifikasi dari minggu ke minggu bila ada kabupaten yang (angka konfirmasinya) naik."
"Sehingga kita melakukan pendalaman dan sebagian besar kenaikannya memang disebabkan karena adanya kasus positif di sekolah dan takziah."
"Oleh karena itu, saya dengan Pak Nadiem akan segera melakukan konsolidasi yang rencananya mudah-mudahan minggu ini kita sudah bisa selesaikan."
Baca juga: Epidemiolog UI Usul Penentang Vaksin Covid-19 Bayar Sendiri Biaya RS bila Terpapar Virus Corona
"Bagaimana (solusi agar)kita bisa tetap melakukan pembelajaran tatap muka tapi dengan surveilans yang aktif dan yang lebih praktis," terang Menkes Budi.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)