Strain Omicron Mungkin Sudah Ada di AS, Dprediksi Akan Menyebar di Seluruh Wilayah
Strain baru virus corona telah terdeteksi di Afrika Selatan pada 24 November lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menganggapnya sebagai ancaman.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Strain baru virus corona (Covid-19) Omicron telah terdeteksi di Afrika Selatan pada 24 November lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menganggapnya sebagai ancaman.
Hal itu karena adanya laporan bahwa varian tersebut bersifat lebih cepat menular dibandingkan strain lain, dan lebih mudah menular pada kalangan anak muda serta dapat kebal terhadap vaksin.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (28/11/2021), kasus Omicron telah diidentifikasi di Botswana, Israel, Hong Kong serta beberapa negara Eropa.
Baca juga: Hadapi Virus Corona Omicron, Jepang Lakukan Tindakan Pengetatan Karantina Selama 10 Hari
Baca juga: WHO: Tak Perlu Panik Pada Strain Omicron, Belum Tahu Bisa Kurangi Efektivitas Vaksin Atau Tidak
Namun Kepala Penasihat Medis untuk Presiden Amerika Serikat (AS) serta Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Dr. Anthony Fauci mengatakan pada Sabtu kemarin bahwa varian ini kemungkinan juga sudah masuk ke AS.
"Varian baru Covid-19 yang berpotensi lebih menular dan resisten terhadap sistem kekebalan ini mungkin sudah ada di AS. Kami belum tahu soal itu, namun anda harus berhati-hati dan berasumsi bahwa itulah masalahnya," kata Fauci.
Ia menambahkan, varian ini juga memiliki banyak mutasi yang menunjukkan sifatnya mungkin dapat menghindari perlindungan vaksin.
"Misalnya antibodi monoklonal, bahkan mungkin plasma pemulihan untuk orang yang telah terinfeksi dan pulih, mungkin juga vaksin. Ini semua 'mungkin'," jelas Fauci.
Fauci mencatat bahwa mutasi merupakan sesuatu yang harus diperhatikan dengan sangat cermat.
"Bersiaplah untuk sesuatu yang serius, bahkan jika mungkin variannya tidak seperti yang kita bayangkan," papar Fauci.
Ia menekankan bahwa AS akan melakukan segala kemungkinan untuk mengendalikan situasi.
Namun saat ditanya 'bagaimana jika varian Omicron ini telah masuk ke AS', Fauci mengaku tidak akan terkejut.
"Tahukah anda, saya tidak akan terkejut jika itu terjadi, tapi kami belum mendeteksinya. Saat anda memiliki varian yang menunjukkan tingkat penularan tinggi dan anda sudah memiliki kasus terkait perjalanan yang telah dicatat di Israel dan Belgia dan di tempat lain, ini hampir selalu sama, pada akhirnya akan pergi," tegas Fauci.
Setelah varian Omicron terdeteksi di Afrika Selatan, banyak negara termasuk AS, Inggris, Jerman, Belgia, Israel dan Hong Kong, telah menghentikan penerbangan ke negara-negara Afrika atau melarang pelancong yang baru saja dari negara di benua itu.
"Terkait memblokir perjalanan dari negara tertentu, memberikan kami waktu untuk menilai lebih baik, itulah alasannya kami melakukan itu. Tidak ada alasan untuk panik, namun kami ingin memiliki waktu untuk benar-benar mencari tahu dari apa yang tidak kami ketahui saat ini," tutur Fauci.
Sebelumnya Ketua Dewan Asosiasi Medis Dunia, Frank Ulrich Montgomery menyatakan keprihatinannya bahwa varian baru ini mungkin sama berbahayanya dengan virus Ebola, dan sama menularnya dengan varian Delta.
Pada Jumat lalu, WHO telah mengidentifikasi varian baru Afrika Selatan sebagai salah satu yang menjadi perhatian, karena berpotensi lebih menular dan berbahaya.
Organisasi tersebut kemudian menjuluki varian ini sebagai 'Omicron', yang merupakan huruf ke-15 dari alfabet Yunani.