5 Temuan Baru WHO soal Varian Omicron, Dokter di Afrika Selatan Ungkap soal Gejalanya
Varian baru Covid-19 omicron memiliki beberapa mutasi yang mungkin berdampak pada perilakunya.lalu bagaimana dengan gejalanya?
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Varian baru Covid-19 omicron memiliki beberapa mutasi yang mungkin berdampak pada perilakunya.
Misalnya saja, seberapa mudahnya menyebar atau tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya.
Melansir NDTV.com, setelah menandai jenis virus corona B.1.1.529, bernama 'Omicron', Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada Minggu (28/11/2021) merilis temuan terbarunya di tengah meningkatnya kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca juga: Varian Covid-19 Omicron Mengancam, Ini Daftar Negara yang Dilarang Masuk Indonesia
Inilah 5 temuan terbaru WHO terkait omicron yang mencemaskan dunia:
1. Menurut WHO, bukti awal menunjukkan mungkin ada peningkatan risiko infeksi ulang dengan omicron, di mana orang yang sebelumnya pernah terserang Covid-19 dapat terinfeksi ulang lebih mudah dengan varian ini.
2. Belum jelas apakah omicron lebih menular (lebih mudah menyebar dari orang ke orang) dibandingkan delta dan varian lainnya. Untuk saat ini, tes RT-PCR dapat mendeteksi strain.
3. WHO bekerja sama dengan mitra teknis untuk memahami dampak potensial dari varian ini pada vaksin.
4. Belum jelas apakah infeksi omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah. Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lainnya.
5. Data awal menunjukkan peningkatan rawat inap di Afrika Selatan, tetapi ini mungkin karena meningkatnya jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi, bukan akibat infeksi spesifik omicron.
Infeksi awal yang dilaporkan termasuk di antara studi universitas di mana individu yang lebih muda yang cenderung memiliki gejala yang lebih ringan. Akan tetapi, memahami tingkat keparahan varian omicron akan memakan waktu berhari-hari hingga beberapa minggu.
Baca juga: Varian Covid-19 Omicron Merebak di Afrika, Pimpinan DPR: Tutup Akses WNA
Peringatan ilmuwan
Sebelumnya, para ilmuwan telah memperingatkan, varian Covid-19 baru dengan "jumlah mutasi yang sangat tinggi" diyakini sebagai jenis virus yang paling berevolusi dan dapat lolos dari vaksin yang ada.
Mengutip mirror.co.uk, varian B.1.1.529, cabang dari varian lama yang disebut B.1.1, memiliki 32 mutasi spike pada protein spike dan telah ditemukan di Botswana (tempat yang diyakini pertama kali muncul), serta Afrika Selatan dan Hong Kong.
Tingginya jumlah mutasi pada varian baru telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas ilmiah, karena sejumlah mutasi dapat membantu virus menghindari kekebalan.