Luhut Imbau Masyarakat Tak Panik Terkait Varian Baru Omicron, Pemerintah Perketat Pintu Masuk Negara
Pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah untuk mencegah masuknya varian baru Covid-19 ke Indonesia, yakni Omicron.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Arif Fajar Nasucha

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah untuk mencegah masuknya Covid-19 varian baru ke Indonesia, yakni Omicron.
Seperti melakukan pengetatan di pintu masuk negara.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan pun mengimbau masyarakat untuk tidak panik dalam menyikapi munculnya varian Omicron B11529 di beberapa negara.
"Masyarakat tidak perlu panik dalam menyikapi varian Omicron ini," katanya, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Selasa (30/11/2021).
Baca juga: Update Covid-19 Global 30 November 2021: Afsel Catat 2.273 Infeksi Baru, Total Kasus Aktif 24.418
Lebih lanjut, Luhut mengatakan pemerintah sudah mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap varian Omicron.
"Pemerintah telah mengambil langkah-langkah pengetatan kedatangan dari luar negeri dan akan meningkatkan aktivitas genome sequencing untuk mendeteksi varian Omicron ini."
"Selain itu, peningkatan protokol kesehatan dan kepatuhan terhadap penggunaan PeduliLindungi," ucap Menko Marves.
Luhut mengajak masyarakat untuk turut bekerja sama dalam mencegah varian baru tersebut.
Diketahui, saat ini muncul varian Omicron B11529 di berbagai negara.
Sehingga, membuat Indonesia melarang masuknya warga negara asing yang datang dari 11 negara.
Adapun 11 negara tersebut, di antaranya Afrika Selatan, Botswana, Lesotho, Eswatini, Mozambique, Malawi, Zambia, Zimbabwe, Angola, Namibia, dan Hong Kong.
Larangan berlaku bagi WNA yang memiliki riwayat perjalanan dalam 14 hari terakhir ke daftar negara tersebut.
“List dari negara-negara tersebut bisa bertambah atau berkurang berdasarkan evaluasi secara berkala yang dilakukan oleh pemerintah,” jelas Luhut, dikutip Tribunnews.com dari ppid.setkab.go.id.
Baca juga: Pakar Kesehatan: Segera Vaksinasi untuk Antisipasi Penularan Varian Omicron
Mengenai virus varian Omicron, pertama kali dilaporkan ke WHO pada 24 November 2021.
Kasus konfirmasi Omicron banyak ditemukan di Afrika Selatan.
Menurut Epidemiolog Universitas Indonesia, Iwan ariawan, varian Omicron kebal terhadap vaksin.
"Inikan varian baru ya, baru ketemu terus datanya belum banyak. Jadi dari data yang ada, virus ini bermutasi ya, mutasi itu terjadi beberapa bagian dari virusnya. "
"Diduga karena adanya mutasi itu pengalaman dari mutasi-mutasi sebelumnya itu bisa meningkatkan penularan, bisa meningkatkan keparahan sehingga ia kebal terhadap vaksin."
"Tapi itu semua sifatnya masih dugaan," katanya.

Tentang Varian Omicron
Diberitakan Tribunnews.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menamai varian baru virus corona B.1.1529 sebagai "Omicron".
Penyataan itu dikeluarkan pada hari Jumat di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa varian itu sangat menular dan dapat mengurangi kemanjuran vaksin.
Varian yang diturunkan dari garis keturunan B.1.1 ini "belum pernah terjadi sebelumnya" dan "sangat tidak biasa" dalam jumlah mutasinya.
B.1.1529 memiliki 32 mutasi yang terletak di protein lonjakannya, termasuk E484A, K417N dan N440K, yang bisa membantu virus lolos dari deteksi antibodi.
Mutasi lain, N501Y, tampaknya meningkatkan kemampuan virus untuk masuk ke sel tubuh, membuatnya lebih mudah menular.
Gejala Covid-19 varian Omicron
Covid-19 varian Omicron kemungkinan memunculkan gejala yang berbeda dari virus corona varian-varian sebelumnya.
Dr Angelique Coetzee, ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan (SAMA), mengatakan gejala Covid-19 varian Omicron "tidak biasa tetapi ringan" pada orang sehat.
Berbicara dalam sebuah wawancara dengan The Telegraph, Dr Coetzee menyebut pasien dengan omicron, gejalanya sangat berbeda dan sangat ringan dari yang pernah ia tangani sebelumnya.
"Varian ini memicu penyakit ringan dengan gejala nyeri otot dan kelelahan selama satu atau dua hari."
"Sejauh ini, kami telah mendeteksi bahwa mereka yang terinfeksi tidak mengalami indra perasa atau pembau," ucap Dr Coetzee menjelaskan:
"Mereka mungkin sedikit batuk. Tidak ada gejala yang menonjol. Dari mereka yang terinfeksi, beberapa saat ini dirawat di rumah, imbuhnya.
Gejala yang berbeda muncul dari varian yang berbeda.
Studi Gejala Covid telah mengungkapkan, ada enam jenis "kelompok" gejala virus corona yang berbeda.
"Semua orang yang melaporkan gejala mengalami sakit kepala dan kehilangan penciuman, dengan berbagai kombinasi gejala tambahan pada waktu yang berbeda."
"Beberapa di antaranya, seperti kebingungan, sakit perut, dan sesak napas, tidak dikenal secara luas sebagai gejala Covid-19, namun merupakan ciri dari bentuk penyakit yang paling parah," tulis rilis dari penelitian tersebut.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Tiara Shelavie, Kompas.tv)
Simak berita laiinya terkait Virus Corona Varian Omicron