Indonesia Perlu Tingkatkan Surveilance Genomic, Masih Tertinggal Jauh dari Afrika Selatan
Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman menyebutkan surveillance genomic Indonesia masih 0,2 persen d
Editor: Anita K Wardhani
![Indonesia Perlu Tingkatkan Surveilance Genomic, Masih Tertinggal Jauh dari Afrika Selatan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/dicky-budiman-93849.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman menyebutkan surveillance genomic Indonesia masih 0,2 persen dari total kasus.
Menurutnya hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia. Ia pun mengatakan melihat kasus varian Omicron yang muncul di Afrika.
Negara tersebut bisa mendeteksi adanya varian baru karena kemampuan surveillance genomic hingga empat kali lebih baik dari Indonesia.
Baca juga: Varian Omicron Dapat Menular ke Penyintas, Satgas Minta Masyarakat Tetap Tenang dan Hati-hati
Baca juga: Sudah Vaksin Dua Kali, Bisakah Terhindar Varian Omicron Hingga Tahun Depan? Ini Penjelasan Ahli
"Kalau kita lihat Afrika Selatan bisa mendeteksi dengan kemampuan empat kali surveillance genomic yang kita lakukan. Dia 0,8 persen. Singapura mendekati empat persen," ungkapnya pada dalam Dialog dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) -KPCPEN, Selasa (30/11/2021).
Setidaknya Indonesia harus mengejar surveillance genomic hingga satu persen. Menurutnya itu sudah relatif cukup baik untuk permulaan.
"Karena kalau tidak ada upaya penguatan surveillance genomic ini, kita akan memiliki pemahaman yang minim terhadap situasi penyebaran varian yang ada,"katanya lagi.
Akibatnya, varian baru bisa muncul dimana saja tanpa diketahui. Dengan adanya surveillance genomic ini, negara akan tahu karakter dari suatu varian.
Hal ini, kata Dicky juga diperlukan untuk para pengambil keputusan. Meningkatkan surveillance genomic akan punya banyak manfaat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.