BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 2 Desember 2021: Tambah 311 Positif, Total 4.256.998 Kasus
Breaking news update jumlah pasien virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat hingga Kamis (2/12/2021).
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Breaking news update jumlah pasien virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat hingga Kamis (2/12/2021) mengalami penambahan 311 kasus baru.
Jumlah kasus positif virus corona tercatat ada 311 penambahan dari sebelumnya 4.256.687 kasus.
Data tersebut dirilis dalam laman Peta Sebaran Covid, covid19.go.id, Kamis sore.
Kini, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 4.256.998 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 silam.
Kabar baiknya, ada sejumlah 388 pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19.
Baca juga: Kemkominfo Gandeng MUI Beri Literasi Masyarakat Soal Penanganan Covid-19
Baca juga: Pfizer, BioNTech dan Moderna Raup Pendapatan 1.000 Dolar AS Per Detik dari Jualan Vaksin Covid-19
Sehingga, jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 4.105.352 jiwa dari pasien sebelumnya yang sebanyak 4.104.964 jiwa.
Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia juga bertambah sebanyak 10 pasien.
Total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 143.850 orang dari yang sebelumnya sebanyak 143.840 orang.
Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Baca juga: Cek dan Download Sertifikat Vaksin Covid-19 yang Belum Muncul di PeduliLindungi, Simak Tata Caranya
Provinsi DKI Jakarta memiliki presentase jumlah kasus Covid-19 terbanyak dari total keseluruhan kasus.
Selanjutnya, disusul oleh Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Informasi ini dapat terlihat dari data peta persebaran kasus pada tiap provinsi.
Update corona atau Covid-19 di Indonesia bisa di akses di sini.
PCR dan Antigen Masih Bisa Deteksi Varian Omicron
Jubir Satgas Covid-19 RS UNS dr Tonang Dwi Ardyanto menyebut bahwa sampai saat ini pemeriksaan menggunakan PCR dan antigen masih relevan digunakan untuk mendeteksi virus Covid-19.
Bahkan, kata Tonang, tes PCR dan antigen dapat digunakan untuk mendeteksi virus Covid-19 varian Omicron.
Hal tersebut disampaikan oleh dr Tonang dalam wawancara virtualnya di Youtube Tribunnews segmen Panggung Demokrasi: PPKM Level 3 Serentak Nataru, Rabu (1/12/2021).
"Sampai saat ini pemeriksaan menggunakan PCR dan antigen masih bisa digunakan untuk mendeteksi varian Omicron," jelas dr Tonang.
Kendati demikian, dr Tonang menyebut bahwa hal lain yang juga penting dilakukan adalah menaati protokol kesehatan (prokes) dan vaksinasi.
"Protokol kesehatan dan vaksinasi adalah kunci agar dapat meminimalisir terjadinya penularan virus Covid-19," sambung dr Tonang.
Baca juga: Kasus Covid-19 Terkendali, Kemenkes : Jumlah BOR di Rumah Sakit Turun Jadi 3 Persen
Tonang menjelaskan bahwa memang kasus Covid-19 di Indonesia sudah mulai menunjukkan perbaikan.
Yakni dengan mengacu rendahnya laporan harian kasus Covid-19 yang berhasil dihimpun pemerintah.
Kendati demikian, menurut dr Tonang menyadari bahwa jumlah testing di masyarakat masih kurang.
Sehingga, tidak menutup kemungkinan jika akhir tahun ini akan terjadi lonjakan kasus.
"Diharapkan masyarakat menjadi maklum bahwa sebenarnya Covid-19 itu belum selesai."
"Untuk itu mari kita tegakkan prokesnya, karena mau tidak mau itu adalah senjata kita menghadapi berbagai varian virus Covid-19," jelas dr Tonang.
Apalagi jika kita terpaksa harus melakukan perjalanan.
"Kalau memang pemerintah menerapkan aturan harus dengan tes saat bepergian, ya kita harus lakukan."
"Tapi kita juga harus menyadari hal lain yang paling penting adalah prokesnya, mau tidak mau kita harus ketat," sambung dr Tonang.
Baca juga: Covid 19 Picu Kelaparan di Amerika Latin dan Karibia ke Level Tertinggi dalam 15 Tahun Terakhir
Pada kesempatan yang sama dr Tonang juga menyinggung adanya kabar sial virus varian Omicron.
Menurut datanya, virus Omicron pertama kali terdeteksi di Botswana, Afrika bagian selatan.
Baca juga: Penelitian di India: Golongan Darah A, B, dan Rhesus Positif Lebih Rentan Terinfeksi Covid-19
"Jadi varian ini pertama kali dilaporkan di Afika Selatan, namun sebenarnya bukan dari sana aslinya, tapi dari Botswana kasus pertamanya (terdeteksi), kemudian menyebar," jelas dr Tonang.
Tonang berharap varian Omicron ini tidak seberat varian Delta.
Meskipun ia memahami bahwa yang namanya mutasi virus itu akan berjalan cepat.
Tonang menyebut, saat ini penelitian terkait virus Omicron masih terus berlangsung.
"Karena ini varian baru, kan juga tidak mungkin sengaja menginfeksi orang untuk mencari data, itu tidak mungkin."
"Kita hanya berusaha agar orang tidak terinfeksi saja. Tapi yang sudah terlanjur kena, ya kita amati." jelas dr Tonang.
(Tribunnews.conm/Galuh Widya Wardani)