Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Virus Varian Omicron Sudah Ditemukan Pada 24 Negara, Pakar Epidemiologi: Ini Masalah Waktu

Tak menerapkan isolasi, tidak menutup pintu masuk dan tidak menetapkan scanning yang kuat kemungkinan ada potensi Omicron masuk ke Indonesia

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Virus Varian Omicron Sudah Ditemukan Pada 24 Negara, Pakar Epidemiologi: Ini Masalah Waktu
digi24.ro
Ilustrasi varian baru Covid-19, Omicron 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Setelah ditetapkan sebagai Varian of Concern, virus varian Covid-19 yaitu Omicron menjadi fokus beberapa negara. 

Peraturan mulai diperketat seperti penutupan pintu masuk di masing-masing negara.  

Apa lagi Omicron kini telah melintasi antar benua.

Lantas apakah varian Omicron berpotensi ditemukan di Indonesia? 

Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman mengungkapkan jika suatu penyakit tidak langsung muncul begitu saja. 

"Ketika suatu penyakit ditemukan, bukan berarti pada hari itu juga penyakit tersebut lahir.

Berita Rekomendasi

Ya bisa terlahir dua minggu atau tiga minggu sebelumnya," ungkapnya pada Tribunnews, Kamis (2/12/2021).

Baca juga: 46 Orang Penduduk Tokyo Kontak Dekat Dengan Terinfeksi Omicron Kedua

Artinya, kata Dicky, ketika tidak menerapkan isolasi, tidak menutup pintu masuk dan tidak menetapkan scanning yang kuat, kemungkinan ada potensi Omicron masuk ke Indonesia.

Apa lagi jika masa karantina yang tidak terjaga minimal tujuh hari.

Indonesia memiliki jalur penerbangan dengan Afrika.

Walau pun mungkin tidak secara langsung, tapi bisa terhubung dari negara lain. 

Misalnya pelancong dari Afrika Selatan berhenti ke negara lain kemudian melanjutkan perjalanan ke Indonesia.

Di sisi lain, Indonesia memiliki pintu masuk yang punya perbatasan luas. 

"Walau sudah ada peningkatan di 0,6 persen sekuens per 100 kasus terkonfirmasi tapi tetap belum memadai.

Setidaknya yang kita tekankan minimal 1 persen lah gak usah seperti negara maju di atas 10 persen," kata Dicky lagi. 

Dengan adanya peningkatan, maka negara akan punya kapasitas dalam mengidentifikasi varian yang muncul. 

"Ini masalah waktu. Jadi jangan kaget. Apa pun variannya virus sama. Tapi ini lebih cepat menular.

Respon sama. Ya tingkatkan kualitas dan kuantitas, 5 M dan vaksinasi dan konsisten," kata Dicky lagi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas