Pakar Epidemiologi Sebut Indonesia Harus Luruskan Anggapan Varian Omicron Tidak Parah
Saat ini ada beberapa pihak yag mengatakan varian Omicron menyebabkan angka kematian cukup kecil
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman mengatakan, masih ada anggapan yang harus diluruskan dalam menghadapi varian Omicron ini.
Saat ini ada beberapa pihak yag mengatakan varian Omicron menyebabkan angka kematian cukup kecil.
Menurut Dicky, hal ini lah yang harus diluruskan.
"Bukan seperti itu. Sebagai peneliti dan praktisi, varian ini punya ancaman beban keuangan negara, beban kesehatan. Dan ini yang akan menjadi beban negara dan dunia," ungkapnya pada acara talkshow secara virtual, Senin (6/12/2021).
Baca juga: Seberapa Bahaya Varian Omicron Saat Masuk Indonesia? Ini Penjelasan Ahli Epidemiologi Indonesia
Menurutnya indikator ini yang disebut ancaman tsunami Long Covid-19 dua hingga tiga tahun ke depan.
Situasi ini kata Dicky memang bukan sesuatu yang baru terjadi di dunia.
Dahulu pun dunia pernah menghadapi pandemi. Hanya saja kasusnya tidak sebesar sekarang.
Transportasi masih tidak semaju sekarang, sehingga transmisi virus tidak begitu cepat.
"Dulu dri ujung dunia ke ujung dunia bisa tiga bulan nyampenya. Beda dengan yang hanya butuh kurang dari 36 jam. Sehingga dampak pandemi sekarang dan masa depan jauh lebih besar," katanya lagi.
Menurut Dicky, hal ini lah yang jadi pelajaran penting. Tanpa ada kesadaran dan kerjasama, pandemi akan terus mundur penyelesaiannya.
Ia pun kembali mengingatkan jika virusnya memang masih sama, begitu pula dengan cara penularannya.
Namun jangan dipandang sebelah mata karena membawa dampak yang ringan.
"Jadi kalau disebut 80 persen, semua varian begitu. Alpha, Beta, Gama itu 80 persen tidak bergejala atau ringan sedang.
Tapi kalau yang terkena lansia ada 10 persen potensi kematiannya. Kalau anak, mayoritas anak bisa mengalami gangguan di pembuluh darah," paparnya lagi.
Tidak berhenti di sana, pada orang dewasa muda, bisa mengalami gangguan fungsi organ sekitar 30 persen.
Tidak sedikit pula yang pulih bisa berpotensi mengalami gangguan fungsi, jantung, hati atau lever dan paru.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.