Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

IDI Ancang-ancang Antisipasi Lonjakan Kasus Omicron

Ketua Pengurus Besar IDI Daeng M Faqih menginstruksikan pengurus daerah untuk mengambil langkah antisipasi lonjakan kasus Omicron.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
zoom-in IDI Ancang-ancang Antisipasi Lonjakan Kasus Omicron
Shutterstock
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih menginstruksikan pengurus daerah untuk mengambil langkah antisipasi lonjakan kasus Omicron.

Menurutnya, IDI sudah dua kali melakukan rapat koordinasi menyikapi kasus Omicron positif Covid-19 penularan varian B.1.1.529 atau Omicron yang terdeteksi di Indonesia.

Baca juga: Minggu Pagi, Harga Emas Antam Stagnan di Level Rp 934.000 per Gram

"Kita minta semua kawan-kawan di daerah untuk sudah siap-siap kembali di lapangan menghadapi Omicron," kata Daeng dalam webinar mengangkat tema 'Heboh Omicron', Sabtu (18/12/2021).

IDI juga menyarankan pemerintah agar melakukan tracing dan memperketat pintu masuk ke RI.

"Jadi kita sudah lampu kuning. Saya kira memang kalau kita sudah tahu seperti ini, langkah yang harus cepat dilakukan, kita perlu perketat lagi pintu masuk," terang Daeng.

Baca juga: 2 Orang Positif Omicron usai Pulang dari Amerika dan Inggris, Satgas Covid-19 Fokus Lakukan Tracing

Ia menekankan bahwa varian Omicron tidak lebih berat dibandingkan varian Delta tetapi tingkat penyebaran dan penularannya lima kali lipat lebih cepat.

Berita Rekomendasi

"Sudah dikonfirmasi para ahli gejala Omicron ini tidak lebih berat, malah lebih ringan. Namun kecepatan penularannya ada yang menyebut angka 500 persen," tukas Daeng.

Ia mengingatkan masyarakat agar tidak perlu panik menghadapi Omicron seperti gelombang kedua pertengahan 2021.

Menurut dia, pemerintah harus meningkatkan penyediaan pelayanan, baik itu tempat pelayanan maupun pengobatan terutama untuk tempat isolasi.

IDI memprediksi varian Omicron akan menimbulkan jauh lebih banyak kasus dengan gejala ringan.

"Gejala Covid-19 secara keseluruhan sebetulnya lebih banyak gejala ringan, tetapi Omicron ini jauh lebih banyak lagi,” papar Daeng.

Pihaknya melihat Satgas Covid-19 sudah sigap dalam menghadapi Omicron ini.

"Shelter-shelter solasi mandiri ini lebih di sounding untuk dipersiapkan. Saya kira kawan-kawan di satgas sudah mulai ancang-ancang, readiness dan preparedness sudah dilakukan,” urainya.

Dua Kasus Baru Omicron Terdeteksi

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mendeteksi dua pasien baru terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron.

Sehingga total ada tiga kasus konfirmasi varian Omicron di tanah air per Sabtu (18/12/2021).

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, dua pasien tersebut merupakan hasil pemeriksaan sampel dari 5 kasus probable Omicron yang baru kembali dari luar negeri.

Baca juga: Makin Luas Cakupan Vaksinasi, Makin Tinggi Efektivitas Vaksin

“Dua pasien terkonfirmasi terbaru adalah IKWJ, 42 tahun, laki-laki, perjalanan dari Amerika Selatan serta M, 50 tahun, laki-laki, perjalanan dari Inggris. Saat ini keduanya sedang menjalani karantina di Wisma Atlet,” ungkap dr Nadia.

Pasien Omicron pertama terkonfirmasi pada Kamis lalu atas inisial N, seorang pekerja pembersih di Wisma Atlet Kemayoran.

Temuan ini merupakan hasil pemeriksaan khusus SGTF yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan pada tanggal 14 dan 15 Desember lalu.

Kedua pasien terbaru terkonfirmasi Omicron setelah menjalani karantina wajib 10 hari seusai kembali dari luar negeri.

Baca juga: Ketua IDI Dorong Masyarakat Segera Lakukan Vaksinasi Covid-19 untuk Hadapi Varian Omicron

Hal ini menunjukan, sistem proteksi pemerintah berjalan dengan baik untuk mencegah penularan dari pendatang dari luar negeri yang terjangkit virus Covid-19.

Pemerintah mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan tidak melakukan perjalanan ke luar negeri terlebih dahulu, mengingat laju penyebaran Omicron terbukti sangat cepat.

“Indonesia adalah salah satu negara paling aman dari Covid-19. Jika kita keluar negeri, maka kita akan keluar dari zona aman menuju zona berbahaya. Jika kembali, nanti akan berpotensi membawa Omicron ke Indonesia dan pastinya akan merusak situasi yang sudah kondusif ini,” tutur dr. Nadia.

Penting untuk saling menjaga orang-orang terdekat agar tidak tertular Covid-19, terlebih dengan adanya varian Omicron saat ini.

"Jadi saya tegaskan kembali agar tidak bepergian ke luar negeri dahulu untuk kebaikan kita bersama,” tegasnya.

Pemerintah memprediksi akan terjadi lonjakan arus balik WNI yang sudah berada di luar negeri atau yang akan berpergian ke luar negeri dalam seminggu ke depan.

Puncak lonajakan akan terjadi di minggu pertama dan kedua Januari seiring dengan berakhirnya liburan Natal dan Tahun Baru.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas