Vaksin Covid-19 Apa yang Cocok Diberikan untuk Anak Disabilitas? Berikut Penjelasan Dokter
Pemerintah menegaskan semua jenis vaksin yang ada di Indonesia sama-sama punya efektifitas dalam menghadapi infeksi. Bagaimana dengan anak disabilitas
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Percepatan program vaksinasi Covid-19 terus dilakukan oleh pemerintah. Begitu pula pada anak-anak, dimulai dari usia 6-11 tahun ke atas.
Pemerintah menegaskan semua jenis vaksin yang ada di Indonesia sama-sama punya efektifitas dalam menghadapi infeksi.
Diharapkan kalau pun terinfeksi, penderita tidak mengalami gejala yang sedang atau berat.
Baca juga: Rumah Batik Komunitas Disabilitas Binaan Pertamina EP Tarakan Field Kebanjiran Permintaan
Baca juga: Makin Luas Cakupan Vaksinasi, Makin Tinggi Efektivitas Vaksin
Lalu jenis vaksin apa yang cocok untuk anak berkebutuhan khusus?
Menurut Dokter spesialis anak dan konsultan gastrohepatologi, dr Ariani Dewi Widodo, Sp A (K), untuk vaksin Covid-19 anak berusia 12-17 tahun adalah jenis Sinovac.
Begitu pula pada anak-anak yang berkebutuhan khusus, merek vaksin yang digunakan serupa.
Sampai saat ini dr Ariani menyebutkan jika ada beberapa jenis vaksin beserta tipe nya yang sedang dalam penelitian.
"Apakah aman untuk anak remaja yatu usia 12-17 tahun. Maka kita masih menunggu hasil penelitian tersebut," ungkapnya pada kanal YouTube Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) -KPCPEN, Senin (20/12/2021).
Tapi sejauh ini untuk semua anak yang remaja berusia 12-17 tahun, bisa diberikan vaksin Sinovac.
Atau, kata dr Ariani, pada anak-anak yang perioritas, dalam arti ada penyakit autoimun, bisa diberikan vaksinasi Pfizer.
Trik Agar Anak Berkebutuhan Khusus Taat Prokes
Agar anak dapat taat prokes, perlu ketelatenan dan kesabaran yang cukup tinggi. Begitu pula pada anak yang berkebutuhan khusus.
Misalnya saja pada anak yang didiagnosis Autism Spectrum Disorder (ASD). Perlu beberapa tahapan agar anak dapat menerima pesan yang disampaikan.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter spesialis anak dan konsultan gastrohepatologi, dr Ariani Dewi Widodo, Sp A (K). Cara yang tepat adalah dengan memecah kegiatan tersebut.
Misalnya, anak diajari menggunakan masker dengan membaginya menjadi beberapa tahapan.
"Pertama, ambil masker kemudian kedua dibuka, ketiga dikenakan, dan keempat, kita minta mereka beraktivitas dengan menggunakan masker tersebut," ungkapnya pada kanal YouTube Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) -KPCPEN, Senin (20/12/2021).
Cara pengenalan tersebut memang tidak bisa diajarkan terlalu lama. Namun, harus diulangi secara terus menerus.
Kalau sudah diajarkan, maka anak dapat diberikan latihan dulu. Misalnya ada satu kegiatan yang membuat anak harus mengunakan masker.
Maka orangtua bisa melakukan tahapan di atas terlebih dahulu. Dr Arini pun menyatakan latihan dilakukan dengan keadaan semirip mungkin.
"Kita minta misalnya belajar pake masker. Ready? Diulangi, diulangi sekali mereka menguasai hal tersebut, biasanya mereka lebih kaku dan taat terhadap hal yng diajarkan," kata dr Ariani menambahkan.