Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Viral Pria Mengaku Disuntik Vaksin 17 Kali, Apa Efeknya ke Tubuh?

Seorang pria di Pinrang Sulawesi Selatan telah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 sebanyak 17 kali, apa efeknya ke tubuh?

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Viral Pria Mengaku Disuntik Vaksin 17 Kali, Apa Efeknya ke Tubuh?
TribunTimur/Nining Angraeni
Abdul Rahim (49), pria yang mengaku jadi joki vaksin Covid-19, saat diambil sampel darah dan urin oleh Dinkes Sulsel (kanan). 

TRIBUNNEWS.COM - Video seorang pria yang mengaku jadi joki vaksin Covid-19, viral di media sosial.

Pria bernama Abdul Rohim asal Pinrang Sulawesi Selatan tersebut telah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 sebanyak 17 kali.

Diketahui, untuk per sekali suntik, dia mendapatkan bayaran Rp100.000-800.000.

Dia juga mengaku siap menerima suntikan vaksin Covid-19 berapa pun selama mendapatkan bayaran.

Lantas, apa efek sampingnya ke tubuh?

Baca juga: Joki Vaksin Covid di Pinrang Disuntik 16 Kali, Apa Dampaknya Pada Tubuh? Ini Penjelasan Komnas KIPI

Baca juga: VIRAL Pria di Pinrang Mengaku Joki Vaksin, Sudah Disuntik 16 Kali & Dapat Uang, Polisi Turun Tangan

Efek Samping

Menurut Ahli Biologi Molekuler, Ahmad Utomo, sebenarnya agak susah untuk membuktikan secara independen apakah benar pria tersebut telah disuntik hingga 17 kali vaksin Covid-19.

Berita Rekomendasi

Mungkin saja, kata dia, pembuktian suntikan vaksin sampai 17 kali tersebut bisa membuat pria itu memiliki titer antibodi yang tinggi.

"Bisa jadi titer antibodi akan tinggi," kata Ahmad, dikutip dari Kompas.com.

Sebagai informasi, titer antibodi berfungsi untuk menentukan keberadaan dan tingkat antibodi dalam darah.

Titer antibodi merupakan jenis tes darah yang digunakan untuk menentukan keberadaan dan tingkat antibodi dalam darah.

Hal ini umumnya digunakan untuk mengetahui bagaimana atau sejauh apa respon imun tubuh terhadap serangan infeksi patogenesis yang masuk ke dalam tubuh.

Namun, Ahmad menegaskan, jika memang benar didapatkan titer antibodi yang tinggi, tetap saja tidak bisa diketahui dengan jelas apakah itu hasil dari 17 kali suntikan vaksinasi yang dilakukan, atau hanya dari beberapa kali suntikan saja.

"Tapi (belum tahu), apakah tingginya (titer antibodi) itu mencerminkan suntikan 16 kali, 8 kali atau 4 kali," ujarnya.

Kemudian terkait efek samping vaksin 17 kali ke tubuh Abdul Rohim, Ahmad menegaskan bahwa kasus ini merupakan hal yang menarik.

Sebab, belum diketahui dengan jelas bagaimana dan seperti apa efeknya jika seseorang disuntik vaksin melebihi dosis yang telah dianjurkan oleh penelitian atau pembuat vaksin tersebut.

"Kalau efek jangka panjang tentu kita tidak tahu, kita pantau saja," ucapnya.

Ahmad pun menambahkan bahwa jika benar tubuh Abdul Rahim memiliki titer antibodi yang lebih tinggi berkat vaksin 17 kali, maka diharapkan agar dia tidak mengalami efek serius dan malah menjadi lebih tahan terhadap serangan Covid-19.

"Harapannya seperti itu (lebih tahan terhadap serangan Covid-19)," ujarnya.

Baca juga: Lampaui Target WHO, Cakupan Vaksinasi Lengkap Indonesia Capai 40,12 Persen dari Total Populasi

Baca juga: Makin Luas Cakupan Vaksinasi, Makin Tinggi Efektivitas Vaksin

Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan, pemberian suntikan vaksin berulang kali tidak memiliki efek samping atau dampak yang membahayakan.

"Tidak ada dampak atau efek sampingnya, seperti yang terlihat pada orang yang disuntikkan itu, sehat walafiat, jadi tidak berbahaya, namun tidak perlu," kata dia saat dikonfirmasi, Rabu (22/12/2021).

Adapun terkait pembentukan antibodi, penyuntikan belasan kali yang dilakukan tidak membuat seseorang tersebut menjadi kuat terhadap paparan Covid-19.

Pasalnya, antibodi yang sebelumnya terbentuk dari dua suntikan awal akan dinetralkan oleh vaksin yang disuntikan berikutnya.

"Antibodi yang terbentuk sesuai dengan respons tubuh, pasti akan terbentuk, bila masih tinggi, maka suntikan vaksin berikutnya akan dinetralkan oleh antibodi yang masih ada, hasil vaksinasi sebelumnya," jelasnya.

(Tribunnews.com/Latifah/Rina Ayu)(Kompas.com/Ellyvon Pranita)

Artikel lainnya terkait Virus Corona

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas