Epidemiolog: Masuk Kategori Variant of Concern, Omicron Termasuk Bahaya
Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai Omicron kini telah dimasukkan dalam kategori varian jadi perhatianartinya bahaya.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
![Epidemiolog: Masuk Kategori Variant of Concern, Omicron Termasuk Bahaya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/omicron-ilustrasi-omicron.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Varian baru virus corona (Covid-19) Omicron kini semakin menyebar ke berbagai negara, dan mulai menjadi varian yang dominan di beberapa negara termasuk Amerika Serikat (AS).
Di Indonesia, kasus pertama yang terkait dengan varian ini pun telah ditemukan.
Perlu diketahui, Omicron disebut memiliki sifat yang lebih mudah dan cepat menular dibandingkan varian pendahulunya.
Baca juga: Muncul Kasus Transmisi Lokal Omicron, Epidemiolog Sebut Bukan Hal yang Mengejutkan
Baca juga: Kasus Omicron Transmisi Lokal di Indonesia, Pasien Sempat Menolak Dirawat di RS Lalu Dijemput Aparat
Namun varian yang kali pertama diidentifikasi di Afrika Selatan pada awal November lalu ini diklaim menimbulkan gejala yang lebih ringan bahkan pada sebagian orang tidak menunjukkan gejala apapun.
Lalu bagaimana tanggapan Epidemiolog terkait varian ini?
Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa karena Omicron kini telah dimasukkan dalam kategori varian yang menjadi perhatian atau Variant of Concern (VoC), maka selayaknya harus dianggap 'berbahaya'.
![Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/dicky-budiman-93849.jpg)
"Ya semua Variant of Concern itu berbahaya, karena begitu satu varian dimasukkan dalam kategori Variant of Concern, berarti ada hal yang serius yang berbahaya, termasuk dalam hal Omicron ini," kata Dicky, dalam pesan singkatnya kepada Tribunnews, Rabu (29/12/2021).
Sebelumnya, setelah Afrika Selatan mengidentifikasi varian ini, negara itu kemudian melaporkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang akhirnya menyebut varian baru ini sebagai Omicron dan memasukkannya dalam kategori VoC.
![Ilustrasi varian baru Covid-19, Omicron](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-omicron-301121.jpg)
Selanjutnya, Omicron pun mulai menyebar ke berbagai belahan dunia dengan memiliki jumlah 32 mutasi yang disebut merupakan hasil gabungan dari berbagai varian sebelumnya.
WHO pada Rabu waktu Swiss mengatakan bahwa risiko yang ditimbulkan oleh Omicron masih 'sangat tinggi'.
Pernyataan ini disampaikan setelah jumlah kasus Covid-19 melonjak 11 persen secara global pada pekan lalu.
Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (29/12/2021), Omicron saat ini berada dibalik lonjakan kasus infeksi yang bergerak cepat di beberapa negara.
"Bahkan varian ini telah melampaui varian Delta yang sebelumnya menjadi varian dominan. Risiko keseluruhan terkait varian baru yang menjadi perhatian ini pun tetap sangat tinggi," jelas WHO dalam pembaharuan epidemiologi mingguan terkait Covid-19.
WHO menambahkan bahwa bukti yang konsisten menunjukkan varian Omicron memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan Delta, dengan waktu penggandaan dua hingga tiga hari.
Peningkatan pesat dalam kejadian kasus pun terlihat di sejumlah negara, termasuk Inggris dan Amerika Serikat (AS), di mana (Omicron) telah menjadi varian yang dominan.
"Tingkat pertumbuhan yang cepat kemungkinan merupakan kombinasi dari sifatnya yang dapat menghindari kekebalan dan peningkatan transmisibilitas varian Omicron secara intrinsik," kata WHO.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.