Berikut Strategi yang Dilakukan Rumah Sakit Untuk Menghadapi Varian Omicron
dr Asral Hasan, menyatakan saat ini ada 1011 rumah sakit rujukan Covid-19 dari 3.114 Rumah Sakit di seluruh Indonesia.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasubdit Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan, dr Asral Hasan, menyatakan saat ini ada 1.011 Rumah Sakit Rujukan Covid-19 dari 3.114 Rumah Sakit di seluruh Indonesia.
"Seluruh rumah sakit sudah siap menerima Covid-19. Dengan jumlah yang disediakan saat ini terakhir tempat tidur 82.169," ungkapnya pada webinar virtual, Sabtu (1/1/2022).
Namun saat lonjakan kasus, dr Asral menyebutkan kebutuhan tempat tidur bisa mencapai 120 ribu.
Situasi yang sudah landai saat ini membuat kebutuhan jumlah tidur Covid-19 pun menurun.
Sejauh ini, dr Asral menyebutkan ada beberapa strategi yang dilakukan oleh pihak rumah sakit. Sejauh ini, terapeutik juga sangat dibutuhkan.
"Satu di antaranya mengupayakan meningkatkan kapasitas tempat tidur yaitu 30-40 persen," ungkapnya pada webinar virtual, Sabtu (1/1/2022).
Baca juga: Berikut Kesiapan Tempat Tidur di Rumah Sakit dalam Hadapi Varian Omicron
Di sisi lain rumah sakit akan mengerahkan bagian logistik seperti stok oksigen, obat-obatan serta sumber daya manusia (SDM).
"Kemudian menggerahkan tenaga cadangan jika dibutuhkan. Saat lonjakan kasus, kesediaan relawan sangat dibutuhkan seperti Juni-Juli," kata dr Asral menambahkan.
Di sisi lain, akan pengetatan masuk rumah sakit jika ada tanda-tanda lonjakan kasus. Nantinya yang masuk rumah sakit, adalah pasien indikasi rawat inap. Yaitu gejala sedang dan berat.
Di sisi lain tentu diperlukan juga strategi dari pihak terkait dengan melakukan deteksi. Meningkatkan tes epidemiologi, scanning pada rasio kontak erat. Caranya lacak melibatkan stakeholder lain.
Baca juga: Benarkah Vaksin Covid-19 Tidak Berikan Kebebalan Optimal Sehingga Butuh Booster?
Survelins genomic di daerah yang berpotensi lonjakan kasus serta memperketat pintu masuk. Kemudian melakukan percepatan vaksinasi Covid-19.
"Penting membuat sentra vaksinasi yang mudah diakses publik. Selain itu terkait perubahan perilaku untuk menerapkan PPKM dan pemanfaatan teknologi dan digital dalam implementasi protokol kesehatan," pungkasnya.