Ini Rekomendasi Terbaru IDAI Soal Pembelajaran Tatap Muka Pasca-ditemukan Kasus Omicron Di Indonesia
IDAI baru saja menyampaikan rekomendasi terbaru terkait metode Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk anak di sekolah selama pandemi Covid-19.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
4. Untuk kategori anak usia 12 hingga 18 tahun, diharapkan Pembelajaran Tatap Muka dapat dilakukan 100 persen dalam kondisi tidak adanya peningkatan kasus Covid-19 di daerah tersebut dan tidak adanya transmisi lokal Omicron di daerah tersebut.
Lalu Pembelajaran Tatap Muka dapat dilakukan metode hybrid (50 persen luring, 50 persen daring) dalam kondisi masih ditemukan kasus Covid-19 namun positivity rate di bawah 8 persen, ditemukan transmisi lokal Omicron yang masih dapat dikendalikan, lalu anak, guru, dan petugas sekolah sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 100 persen.
5. Untuk kategori anak usia 6 hingga 11 tahun, diharapkan Pembelajaran Tatap Muka dapat dilakukan metode hybrid (50 persen luring, 50 persen daring) dalam kondisi tidak adanya peningkatan kasus Covid-19 di daerah tersebut dan tidak adanya transmisi lokal Omicron di daerah tersebut.
Pembelajaran Tatap Muka dapat dilakukan melalui metode hybrid (50 persen daring, 50 persen luring outdoor) karena masih ditemukan kasus Covid-19 namun positivity rate di bawah 8 persen, Ditemukan transmisi lokal Omicron yang masih dapat dikendalikan, serta fasilitas outdoor yang dianjurkan adalah halaman sekolah, taman, pusat olahraga, ruang publik terpadu ramah anak.
6. Untuk kategori anak usia di bawah 6 tahun, sekolah Pembelajaran Tatap Muka belum dapat dianjurkan hingga akhirnya dinyatakan tidak ada kasus baru Covid-19 atau tidak ada peningkatan kasus baru.
Baca juga: Cara Perbaiki Data dan Download Sertifikat Vaksin Covid-19, Bisa Gunakan Chatbot WhatsApp
Lalu sekolah dapat memberikan pembelajaran sinkronisasi dan asinkronisasi dengan metode daring, serta mengaktifkan keterlibatan orangtua di rumah dalam kegiatan outdoor atau luar ruang.
Selanjutnya, sekolah dan orangtua dapat melakukan kegiatan kreatif seperti mengaktifkan permainan daerah di rumah, melakukan pembelajaran outdoor mandiri di tempat terbuka masing-masing keluarga dengan modul yang diarahkan sekolah seperti aktivitas berkebun, eksplorasi alam dan lain sebagainya.
Untuk rekomendasi bermain ini dapat mengutip dari rekomendasi permainan anak sesuai dengan rekomendasi IDAI.
7. Anak dengan komorbiditas dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak.
Komorbiditas anak ini meliputi penyakit seperti keganasan, diabetes melitus, penyakit ginjal kronik, penyakit autoimun, penyakit paru kronis, obesitas, hipertensi, dan lainnya.
8. Mengimbau untuk segera melengkapi imunisasi rutin anak usia 6 tahun ke atas.
9. Anak dianggap telah mendapatkan perlindungan dari imunisasi Covid-19 jika telah mendapatkan dua dosis vaksin secara lengkap dan proteksi dinyatakan cukup setelah 2 minggu pasca penyuntikan imunisasi terakhir.
10. Sekolah dan pemerintah memberikan kebebasan kepada orangtua dan keluarga untuk memilih Pembelajaran Tatap Muka atau daring, tidak boleh melakukan paksaan.
11. Untuk anak yang memilih pembelajaran daring, sekolah dan pemerintah harus menjamin ketersediaan proses pembelajaran daring.
12. Rekomendasi lengkap terkait protokol kesehatan dan proses mitigasi merujuk rekomendasi IDAI sebelumnya.
13. Keputusan buka atau tutup sekolah harus memperhatikan adanya kasus baru Covid-19 di sekolah atau tidak.
Kendati demikian, IDAI menekankan bahwa rekomendasi ini bersifat dinamis, karena disesuaikan dengan perkembangan terkini terkait situasi pandemi Covid-19.