Strain Baru Covid-19 dengan 46 Mutasi Ditemukan di Prancis, 'Kerabat Jauh Omicron'
Belum ada bukti pula yang menunjukkan bahwa varian baru kerabat jauh Omicron ini telah menyebar melewati perbatasan Prancis
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Virus Sars-CoV-2 yang menyebabkan penyakit virus corona (Covid-19) terus berkembang dengan cara yang membuatnya lebih mudah menular dan memungkinkannya menginfeksi orang yang seharusnya memiliki kekebalan tubuh.
Varian baru Covid-19 kini menunjukkan perubahan genetik yang berbeda dari urutan asli saat Covid-19 diidentifikasi, ini tentu saja memicu kekhawatiran diantara para ahli kesehatan global.
Menurut sebuah makalah yang diposting di medRxiv yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, strain paling baru Covid-19 yang memiliki 46 mutasi, tampaknya telah ditemukan di Prancis dan diyakini membuatnya lebih mudah menular dan resisten terhadap vaksin.
Varian baru yang dijuluki B.1.640.2. ini kali pertama ditemukan oleh para ilmuwan di Institut Rumah Sakit Universitas Infeksi Méditerranée (IHU) pada 10 Desember 2021.
Temuan ini pun diumumkan di Twitter bahwa mereka telah mendeteksi varian baru pada pasien dari Forcalquier, di wilayah Alpes-de-Haute-Provence.
Baca juga: Satgas Covid-19 Sebut Penambahan Kasus Awal Tahun 2022 Covid-19 Jauh Lebih Rendah dari Sebelumnya
Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (4/1/2022), 12 kasus varian 'kombinasi atipikal' telah dikonfirmasi di dekat daerah Marseilles, dengan laporan menunjukkan bahwa banyak dari pasien tersebut memerlukan tindakan rawat inap.
"Kami memang memiliki beberapa kasus varian baru ini di wilayah geografis Marseilles, kami menamakannya 'varian IHU'. Dua genom baru pun baru saja dikirimkan," tulis Profesor IHU dan Kepala Departemen yang menemukan varian tersebut, Profesor Philippe Colson.
'Kasus indeks' yang ditemukan adalah seorang laki-laki yang divaksinasi secara lengkap yang telah kembali dari perjalanan ke Kamerun pada November lalu.
Tiga hari kemudian ia dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 dan mengalami 'gejala pernafasan ringan'.
Pengujian telah menunjukkan bahwa varian ini membawa mutasi E484K yang diyakini membuatnya lebih kebal terhadap vaksin, serta mutasi N501Y yang awalnya ditemukan pada varian Alpha.
Fitur terakhir inilah yang dapat membuat varian baru ini lebih menular.
Menganalisis 'kerabat jauh' Omicron ini, para ilmuwan pun menulis dalam publikasi mereka bahwa deteksi selanjutnya oleh qPCR dari tiga mutasi pada gen lonjakan untuk menyaring varian, mengungkapkan kombinasi atipikal dengan negatif L452R, positif E484K, dan negatif E484Q yang tidak sesuai dengan pola varian Delta yang terlibat dalam hampir semua infeksi SARS-CoV-2 pada waktu itu.
Pola deteksi ini jug pernah dilakukan secara sistematis di Prancis dalam kasus positif SARS-CoV-2.