Meski Kasus Omicron di Indonesia Jadi 254, Kemenkes Sebut Sebagian Besar Alami Gejala Ringan
Kementerian Kesehatan menyebut, sebagian besar pasien Omicron mengalami gejala ringan. Kemenkes menyebut saat ini ada 254 kasus Omicron di Indonesia.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi menyebut ada penambahan kasus konfirmasi Omicron di Indonesia.
Nadia mengatakan, saat ini tercatat ada penambahan kasus konfirmasi Omicron di Indonesia 92 kasus baru per Selasa (4/12/2022).
Dengan penambahan 92 kasus baru tersebut, kini total kasus Omicron di Indonesia menjadi 254 kasus.
Total kasus Omicron di Indonesia ini, kata Nadia, terdiri dari 239 kasus dari pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 kasus transmisi lokal.
Baca juga: Kapolri: Dampak Covid-19 Varian Omicron Semakin Mengkhawatirkan
Baca juga: Sudah Ada 254 Kasus Omicron di Indonesia, Ini Gejala yang Paling Banyak Dialami Pasien
"Mayoritas (penularan) masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri," kata dr Nadia, seperti yang dikutip dari laman Kemenkes.
Nadia menambahkan, dari hasil pemantauan, sebagian besar pasien Omicron di Indonesia kondisinya ringan dan tanpa gejala.
Bahkan, kata Nadia, gejala paling banyak yang dialami pasien Omicron di Indonesia adalah batuk sebanyak 49% dan pilek 27%.
"Sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk (49%) dan pilek (27%)," ungkap Nadia.
Seperti yang kita tahu, Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta.
Baca juga: Setiap Kontak Erat Kasus Omicron Wajib Karantina 10 Hari
Baca juga: Kasus Omicron Meningkat, KPAI Minta Pelaksanaan PTM Terbatas 100 Persen Dipertimbangkan Ulang
Sejak ditemukan pertama kali pada 24 November 2021 di Afrika Selatan, kini Omicron telah terdeteksi di lebih dari 110 negara dan diperkirakan akan terus meluas.
Di level nasional, pergerakan Omicron juga terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi pada 16 Desember 2021.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan pemerintah dalam mencegah serta mengendalikan penularan varian Omicron.
Luhut: Tidak Mungkin Tak Ada di Sekitar Kita
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi semakin merebaknya kasus varian Omicron di Indonesia.
Luhut mengatakan, tidak mungkin varian Omicron tidak ada di tengah publik Indonesia.
"Kalau lihat tadi Omicron sudah menyebar ke mana-mana, ya tidak mungkin itu (Omicron) tidak ada di (tengah) publik. Sudah ada," ujar Luhut, seperti yang diberitakan Kompas.com.
Luhut lantas mencontohkan, dalam rapat evaluasi PPKM pada Senin, ada laporan bahwa satu pasien yang terpapar Omicron bertemu belasan orang.
Baca juga: Pasien Positif Omicron Tanpa Gejala Wajib Isolasi di RS, Biaya Ditanggung Pemerintah
Baca juga: Penularan Omicron Meningkat, Ini Alasan Pemerintah Belum Kunjung Tutup Total Pintu Masuk
Namun, belasan orang tersebut dinyatakan negatif Covid-19 setelah dites.
Meski begitu, kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat memang harus mewaspadai penularan varian Omicrun.
Sebab, bisa saja seseorang terpapar varian Omicron tetapi dia tidak merasa sakit tertentu karena antibodinya baik.
Selanjutnya, orang tersebut bisa menularkan virus itu kepada orang lain.
Maka dari itu, lanjut Luhut, dirinya meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap menjaga protokol kesehatan.
Baca juga: Varian Omicron Dapat Kurangi Akurasi Alat Deteksi Covid-19 Rapid Antigen
Baca juga: Mengapa Jakarta Kembali ke PPKM Level 2? Kasus Omicron dan Covid-19 Aktif Mulai Meningkat
Ia juga meminta kepada masyarakat untuk tidak perlu takut terhadap varian Covid-19 ini.
"Masyarakat tetaplah mematuhi protokol kesehatan. Kita tak perlu takut berlebihan, paranoid, asalkan tetap memakai masker dan disiplin mematuhi protokol kesehatan," tambah Luhut.
(Tribunnews.com/Whiesa) (Kompas.com/Dian Erika Nugraheny)