Anjing Pengendus Virus Jadi Pilihan 'Alternatif Populer' untuk Tes Covid-19
Anjing-anjing ini dilatih untuk mendeteksi aroma Covid-19 pada manusia dan permukaan benda
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MASSACHUSETTS - Anak anjing yang dapat mengendus virus corona (Covid-19) dan dilatih untuk mendeteksi orang yang terinfeksi saat ini telah dipekerjakan oleh kepolisian negara bagian Massachusetts, Amerika Serikat (AS).
Hewan ini digunakan untuk menjelajahi sekolah sebelum kembali membuka aktivitas belajar mengajar untuk para siswa.
"Mereka senang bekerja, saat mereka tidak bekerja, mereka hanya ingin memberimu ciuman dan kami menyukainya," kata Juru Bicara Sheriff Bristol County, Jonathan Darling.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (7/1/2022), kantor sheriff mengirimkan dua anjing labrador untuk mengikuti pelatihan pengembangan keterampilan di Florida International University (FIU).
Anjing-anjing ini dilatih untuk mendeteksi aroma Covid-19 pada manusia dan permukaan benda.
Baca juga: Kasus Covid-19 di India Naik Tajam, Pengingat Indonesia agar Lebih Waspada
Pusat Forensik dan Keadilan Global di kampus FIU di Miami memiliki spesialisasi dalam pelatihan penciuman sejak 1993 silam dan telah menambahkan Covid-19 ke dalam daftarnya pada tahun lalu.
"Anjing-anjing itu telah diuji dalam data yang dikumpulkan dan diterbitkan dengan akurasi 99,6 persen. Jadi, itu cukup bagus. Saya pikir saat ini anjing sangat penting untuk memerangi virus," kata manajer program Kip Schultz.
Sebelumnya, perusahaan layanan hewan peliharaan yang berbasis di New York, BARK, juga mengirimkan anjingnya untuk mengikuti pelatihan.
Sehingga hewan-hewan itu dapat membantu mereka menemukan Covid-19 sebelum 'perkantoran kembali dibuka'.
"Anjing-anjing itu sangat manis kepada karyawan kami dan bermain sangat baik dengan anjing-anjing kami," kata Juru bicara perusahaan, Stacie Grissom pada Kamis kemarin.
Sementara Pemilik perusahaan BioScent di Florida, tempat anjing BARK dilatih, Heather Junqueira mengatakan bahwa ia mulai bereksperimen sebelum diberlakukannya sistem penguncian (lockdown).
"Awalnya agak sulit mendapatkan sampel, namun satu hal mengarah ke hal lain dan kami melakukannya. Begitu seekor anjing belajar mendeteksi aroma tertentu, ia tidak dapat dilatih untuk mendeteksi aroma lain," kata Junqueira pada Kamis kemarin.
Orang yang terinfeksi Covid-19 disebut memiliki aroma khusus yang dapat dicium oleh anjing yang terlatih secara khusus ini.
Bahkan pembawa virus tanpa gejala pun diklaim dapat mengeluarkan bau.
Sehingga saat ini tugas pawang anjing adalah memastikan bahwa hewan tersebut bereaksi secara tepat terhadap baunya dan dengan jelas memperingatkan tentang orang yang terinfeksi.
Praktik ini pun telah diadopsi secara luas di beberapa bandara di seluruh dunia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.