Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekolah di Prancis Kewalahan Tangani Covid-19 dan Lakukan Tracing pada Siswanya

Negara itu tidak lagi terburu-buru menutup kelasnya karena kasus positif Covid-19, dan tidak memperpanjang liburan

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Sekolah di Prancis Kewalahan Tangani Covid-19 dan Lakukan Tracing pada Siswanya
Freepik.com
Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Nyaris seminggu telah berlalu sejak sekolah-sekolah di Prancis dibuka kembali setelah momen liburan Natal, namun di sekolah menengah Jean Renoir di Boulogne-Billancourt di luar kota Paris, 1 dari 4 guru dan hampir 50 siswanya dinyatakan terinfeksi virus corona (Covid-19).

Kepala Sekolah Jean Renoir di Boulogne-Billancourt, Aristide Adeilkalam pun kini menghadapi tantangan besar setelah aturan pengujian (testing) dan pelacakan (tracing) kontak baru diperkenalkan pada awal semester ini.

"Ini sangat, sangat, sangat rumit, 47 siswa terinfeksi. Saya perlu mengidentifikasi kontak untuk masing-masing anak, sebelumnya kami memang masih dapat menangani kasus itu satu per satu, tapi saat kasus melonjak, kami kewalahan," kata Aidelkalam.

Perlu diketahui, sekolah tersebut saat ini memiliki 620 siswa dan 40 guru.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (7/1/2022), Prancis telah menekankan aturan untuk membuat sekolah tetap dibuka dalam beberapa bulan terakhir.

Negara itu tidak lagi terburu-buru menutup kelasnya karena kasus positif Covid-19, dan tidak memperpanjang liburan untuk membiarkan gelombang varian Omicron dan Delta berlalu, tidak seperti beberapa tetangga lainnya di Uni Eropa (UE).

Baca juga: Update Corona 7 Januari 2022: Tambah 518 Kasus Baru, 214 Sembuh, 5 Kematian Harian

Berita Rekomendasi

Namun, sekolah tersebut menyatakan bahwa kini sangat sulit mengatasi tingginya peningkatan kasus Covid-19 dan aturan testing baru.

Ketika seorang anak menunjukkan hasil tes positif Covid-19, anak lainnya yang ada di kelas itu masing-masing harus melakukan 3 tes selama 5 hari.

Tes pertama menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) atau tes antigenik di pusat pengujian, sedangkan dua lainnya tes yang dilakukan sendiri.

Fenomena ini tentunya telah memperburuk antrean yang sudah panjang untuk diuji di apotek dan laboratorium, karena jumlah kasus naik ke rekor tertinggi.

Dalam sepekan hingga 2 Januari lalu, rekor 8,3 juta tes Covid-19 dilakukan dan itu berlangsung sebelum akhir periode liburan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas