Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Omicron di RI Melonjak, Kemenkes: Tidak Boleh Lengah, Jangan Sampai Gelombang Ketiga Terjadi

Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Sanusi
zoom-in Kasus Omicron di RI Melonjak, Kemenkes: Tidak Boleh Lengah, Jangan Sampai Gelombang Ketiga Terjadi
Youtube Kementerian Kesehatan RI
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak pertama kali terdeteksi di Indonesia pada Desember lalu, kasus Omicron terus melonjak.

Kementerian Kesehatan mencatat penambahan total kasus konfirmasi Omicron hingga Sabtu (8/1) sebanyak 414 orang. Ada penambahan kasus sebanyak 75 orang pada Sabtu (8/1/2022).

Secara keseluruhan selama Desember 2021 kasus konfirmasi Omicron sebanyak 136 orang, sementara pada tahun 2022 hingga 8 Januari sebanyak 278 orang.

Baca juga: 36 Warga Krukut Terkonfirmasi Covid-19 dan Omicron, Polisi Berlakukan Micro Lockdown diRW 02

Dari 414 orang, sebanyak 31 orang dengan kasus transmisi lokal. Sisanya merupakan pelaku perjalanan luar negeri. Selain itu, kebanyakan dari yang terinfeksi Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta.

Di Indonesia, pergerakan Omicron terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi pada 16 Desember 2021.

Baca juga: Update: Total 4.266.195 Infeksi Covid-19 di Indonesia, 6.108 Kasus Aktif, 414 Omicron

Berita Rekomendasi

Kemenkes mendorong daerah untuk memperkuat kegiatan 3T (Testing, Tracing, Treatment), aktif melakukan pemantauan apabila ditemukan klaster baru Covid-19 dan segera melaporkan dan berkoordinasi dengan pusat apabila ditemukan kasus konfirmasi Omicron di wilayahnya.

“Kita tidak boleh lengah, jangan sampai gelombang ketiga terjadi di Indonesia. Jangan sampai apa yang terjadi di India terjadi juga di Indonesia, dimana dalam 10 hari terakhir terjadi kenaikan tren kasus dari 6 ribuan menjadi 90 ribuan kasus konfirmasi omicron. Ini yang kita hindari” ungkap Nadia seperti dikutip dalam siaran pers, Senin (10/1/2021).

Diimbau Tak Pergi ke Luar Negeri

Untuk itu, Pemerintah meminta masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan luar negeri jika tidak terlalu penting.

“Sebagian besar kasus Omicron berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Karena itu masyarakat diharapkan menunda dahulu jika ingin pergi ke luar negeri,” katanya.

Baca juga: Ashanty Curhat Panjang Usai Dihujat Warganet Setelah Positif Covid-19: Lagi Sakit Pun Masih Disakiti

Kasus penularan Omicron paling banyak berasal dari Turki dan Arab Saudi. Meski seseorang telah divaksinasi COVID-19 dua dosis, virus tersebut tetap bisa menginfeksi.

Artinya vaksinasi tidak menjamin seseorang terhindar dari virus Covid-19. Bahkan kebanyakan kasus konfirmasi Omicron saat ini telah menginfeksi mereka yang telah lengkap vaksinasi nya.

“Kita harus waspada, jangan sampai tertular. Wajib disiplin terapkan protokol kesehatan meski sudah divaksinasi, jangan sampai tertular dan menularkan” ucap dr. Nadia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas