Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Melonjak, Kasus Omicron di Indonesia Menjadi 414, Kemenkes: Jangan Sampai Terjadi Seperti di India

terus bertambah. Kementerian Kesehatan mencatat, hingga Sabtu (8/1/2022) ada penambahan kasus positif 75 orang.

Editor: Sanusi
zoom-in Melonjak, Kasus Omicron di Indonesia Menjadi 414, Kemenkes: Jangan Sampai Terjadi Seperti di India
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Ilustrasi Covid-19 Varian Omicron. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus covid-19 varian Omicron di Indonesia terus bertambah. Kementerian Kesehatan mencatat, hingga Sabtu (8/1/2022) ada penambahan kasus positif 75 orang.

Dengan demikian, Kemenkes mencatatkan total kasus konfirmasi Omicron di Indonesia menjadi 414 orang sejak Desember 2021.

Dari jumlah tersebut, diketahui sebanyak kasus transmisi lokal telah menjangkiti 31 orang. Sementara penyumbang kasus terbanyak adalah para pelaku dari luar negeri sebanyak 383 orang.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Hari Ini Dilaporkan Bertambah 529, DKI Jakarta Sumbang 393

“Sebagian besar kasus Omicron berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Karena itu masyarakat diharapkan menunda dahulu jika ingin pergi ke luar negeri,” ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi, dalam keterangannya, Minggu (9/1/2022).

Kasus penularan Omicron paling banyak berasal dari Turki dan Arab Saudi. Kemenkes mengatakan kebanyakan mereka yang terinfeksi sudah divaksinasi lengkap dua dosis.

Meski sudah divaksin, virus tetap bisa menginfeksi dan tak menjamin seseorang terhindar dari Covid-19.

“Kita harus waspada, jangan sampai tertular. Wajib disiplin terapkan protokol kesehatan meski sudah divaksinasi, jangan sampai tertular dan menularkan” jelas Nadia, dilansir dari KompasTV dalam artikel "Update Omicron di Indonesia: Kemenkes Umumkan 75 Kasus Baru per Sabtu 8 Januari, Total 414".

BERITA TERKAIT

Kemenkes mengimbau kepada daerah untuk memperkuat testing, tracing, dan treatment (3T). Pasalnya Omicron diketahui memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat ketimbang varian Delta.

“Kita tidak boleh lengah, jangan sampai gelombang ketiga terjadi di Indonesia. Jangan sampai apa yang terjadi di India terjadi juga di Indonesia, di mana dalam 10 hari terakhir terjadi kenaikan tren kasus dari 6 ribuan menjadi 90 ribuan kasus konfirmasi Omicron. Ini yang kita hindari,” pungkas Nadia.

Baca juga: Banjir di Jember: 1 Warga Meninggal Dunia, 150 KK Terdampak, Bangunan dan Fasum Terendam Air 

Mengenal Gejala Omicron, Ini Bedanya dengan Flu Biasa 

Lantas, apa saja gejala utama varian Omicron?

Dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, gejala yang paling banyak diderita pasien varian Omicron adalah batuk dan pilek.

Kebanyakan orang terinfeksi Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap dan tidak bergejala sampai bergejala ringan.

Artinya dengan vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19.

Hal terkait gejala varian Omicron, juga pernah disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi.

Nadia mengatakan, gejala yang dialami oleh pasien Omicron, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala.

Gejala paling banyak adalah batuk sebanyak 49 persen dan pilek 27 persen.

"Mayoritas (penularan) masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri."

"Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala."

"Gejala paling banyak adalah batuk (49 persen) dan pilek (27 persen)," kata dr Nadia dalam keterangannya, dilansir laman Kemenkes.

NICARAGUA - Seorang wanita menempelkan kata
NICARAGUA - Seorang wanita menempelkan kata "Omicron" pada boneka buatan tangan bergambar varian Covid-19 Omicron di Managua, pada 27 Desember 2021. - Boneka-boneka tersebut dibakar pada tengah malam pada 31 Desember sebagai tradisi mengucapkan selamat tinggal pada tahun tua dan menyambut tahun baru. (AFP/OSWALDO RIVAS)

Dikutip dari bbc.com, bagi sebagian orang, gejala Omicron tampak lebih seperti pilek, dengan gejala umum yang dilaporkan termasuk sakit tenggorokan, pilek, dan sakit kepala.

Sementara itu, pada varian Covid sebelumnya cenderung menyebabkan hilangnya rasa atau bau, batuk, dan suhu tinggi - meskipun ini masih merupakan tiga gejala resmi.

Baca juga: Imbas Omicron Meningkat, Pejabat Pemprov DKI Jakarta Dilarang Bepergian ke Luar Negeri

Meski menyebar jauh lebih cepat dari varian sebelumnya yaitu Delta, pakar kesehatan mengatakan, Omicron lebih ringan dan kecil kemungkinannya membuat orang sakit atau membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Hal ini karena perlindungan dari vaksin penguat (booster) dan dari infeksi sebelumnya.

Baca juga: Ilmuwan di Siprus Temukan Infeksi Covid-19 Gabungan Varian Delta dan Omicron, Dinamai Deltacron

Masih dari bbc.com, aplikasi studi Zoe Covid pernah meminta ratusan ribu orang untuk mencatat gejala.

Sejauh ini, lima gejala teratas pada varian Omicron adalah:

- pilek

- sakit kepala

- kelelahan (baik ringan atau berat)

- bersin

- sakit tenggorokan

Sementara itu, dokter pertama di Afrika Selatan yang mendeteksi varian Covid-19 Omicron, Angelique Coetzee mengatakan, pasien yang terkena varian Omicron bergejala ringan.

Keluhannya dari pasien Covid-19 Omicron adalah merasa capek selama satu atau dua hari, kemudian sakit kepala, badan terasa sakit, dan tenggorokan serak.

Namun, tak ada gejala batuk-batuk dan tidak kehilangan indra penciuman maupun indra perasa.

"Keluhan yang disampaikan pasien (Omicron) biasanya adalah mereka merasa sangat capek selama satu atau dua hari."

"Gejala lain adalah, sakit kepala dan badan terasa sakit. Tenggorokan serak," kata Coetzee dalam wawancara dengan BBC, tahun lalu.

"Mereka tidak batuk-batuk, tidak juga kehilangan indra penciuman maupun indra rasa," katanya.

Diketahui, Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta.

Sejak ditemukan pertama kali pada 24 November 2021 di Afrika Selatan, kini Omicron telah terdeteksi di lebih dari 110 negara dan diperkirakan akan terus meluas.

Di level nasional, pergerakan Omicron juga terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi pada 16 Desember 2021.

Perbedaan Gejala Omicron dan Flu Biasa

Dikutip dari kompas.tv, penting untuk mengetahui perbedaan gejala Omicron dengan gejala pada flu biasa agar dapat ditangani lebih cepat.

Pasalnya, gejala utama Omicron adalah batuk dan pilek yang juga terdapat pada flu.

Pakar epidemiologi di AS, Abdul El-Sayed mengatakan, gejala Omicron dan flu memiliki perbedaan yang sangat tipis, bahkan cenderung serupa.

Covid-19 dan flu sama-sama menimbulkan gejala pilek, batuk, demam, nyeri otot, muntah, mudah lelah, hingga diare.

Bedanya, seseorang yang terkena virus corona biasanya akan merasakan gejala sakit kepala dan batuk kering.

Tipisnya perbedaan gejala Omicron dan flu, El-Sayed memberikan tips untuk mengetahui risiko terpapar Covid-19 varian Omicron.

"Coba mulai mempertimbangkan juga apakah ada kemungkinan kontak erat dengan penderita Covid-19," katanya, seperti diberitakan CNN.

Jika berkontak erat dengan penderita Covid-19, segera lakukan isolasi mandiri dan tes Covid-19 agar dapat menentukan penanganannya.

Langkah Pencegahan

Penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin masih menjadi kunci pencegahan risiko terpapar Covid-19 varian Omicron.

Yaitu menjaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang lain, memakai masker yang pas, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Selain itu, hindari ruangan berventilasi buruk serta segera dapatkan vaksin Covid-19.

(Tribunnews.com/Sri Juliati, Kompas.com/Sania Mashabi, kompas.tv/Fiqih Rahmawati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas