Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Masyarakat Diimbau Hindari Bepergian ke Negara itu
Masyarakat diimbau menghindari sementara bepergian ke Singapura lantaran melonjaknya kasus Covid-19 di negara itu.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago meminta masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan standar, yaitu 3 M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker).
Hal itu disampaikannya merespons kasus Covid-19 di Singapura yang mengalami lonjakan.
Baca juga: Kasus Covid-a9 di Singapura Naik, Bagaimana Kondisi di Indonesia Terkini?
Adapun pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menyebut kemungkinan Covid-19 varian KP.1 dan KP.2 yang memicu lonjakan kasus di Singapura juga bisa ditemukan di Indonesia.
"Hanya saja untuk komorbid dan lansia memang tetap harus berhati-hati jika di keramaian tetap dianjurkan 3M," kata Irma dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (25/5/2024).
Selain itu, karena tingginya penerbangan Indonesia ke Singapura maupun sebaliknya, Irma mengimbau agar menghindari sementara bepergian ke negara tersebut.
"Tetap harus hindari bepergian ke Singapura," ujarnya.
Apakah perlu memberhentikan sementara akses dari dan ke Singapura? Menurut Irma belum waktunya.
Sebab, Irma menerangkan Singapura dalam tahun ini sudah dua kali mengalami lonjakan Covid-19.
Menurut Irma berdasarkan pengamatan Kemenkes keganasan Covid-19 tidak seperti dulu.
"Insyaallah jika sudah divaksin tiga kali risiko terserang relatif rendah ,begitu juga dengan keganasannya," pungkas Irma.
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik di Singapura, Kemenkes: Belum Perlu Pembatasan Perjalanan
Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengakui intensitas perjalanan warga dengan negara tetangga tersebut tergolong tinggi.
Ia membenarkan ada potensi varian virus tersebut masuk ke Indonesia.
"Singapura tetangga dan trafiknya antara Singapura dan Indonesia juga cukup tinggi. Saya rasa, sih, pasti akan masuk ke Indonesia yang (varian) KP, ya," kata Menkes Budi.