Epidemiolog Minta Kenaikan Kasus Covid-19 di Tengah Omicron Perlu Diamati Serius
Epidemiolog Masdalina Pane menyatakan, kenaikan kasus Covid-19 di tengah kemunculan varian Omicron akhir-akhir ini perlu diamati lebih serius.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Epidemiolog Masdalina Pane menyatakan, kenaikan kasus Covid-19 di tengah kemunculan varian Omicron akhir-akhir ini perlu diamati lebih serius.
Pasalnya, secara epidemiologi belum bisa menentukan kapan dan berapa puncak kasusnya.
"Sebagian besar omicron masih ditemukan di pintu masuk, kebocorannya makin membesar memang, lebih dari 22 persen di Jakarta. Teman-teman di lapangan sedang berjibaku melakukan containment," kata Masdalina saat dikonfirmasi, Kamis (13/1/2022).
Masdalina menuturkan, setidaknya ada sembilan langkah yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga Covid-19.
Pertama, menutup pintu masuk dari negara-negara dari jumlah kasus yang banyak.
Kedua, melakukan karantina di pintu masuk dan memperpanjang hari karantina.
Ketiga, memperkuat test entry dan exit serta meningkatkan Whole Genome Sequencing (WGS).
"Jika sudah terdeteksi kasus, Melakukan penelusuran dengan teliti, terutama untuk mencari sumber penularan dan kontak erat setidaknya sampai lini ke-3," ujar Masdalina.
Baca juga: Nambah Lagi, Kasus Lokal Omicron di Jabar Jadi Delapan
Kemudian juga, meningkatkan surveilans epidemiologi di berbagai level dan active case finding.
Memperkuat tindakan pencegahan 3 M.
Mempercepat cakupan vaksinasi, melakukan 3T dengan massive dan disiplin, mempersiapkan kapasitas pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit. ICU, obat dan oksigen tidak boleh hilang).
Sebelumnya, pemerintah memperkirakan, puncak kasus Omicron di Indonesia bakal terjadi pada awal Februari nanti. Disebutkan, kasus varian ini bisa jauh lebih tinggi dari Delta.
Berdasarkan pengamatan terhadap pengalaman negara lain, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, kasus varian Omicron mencapai puncak kisaran waktu 40 hari sejak terdeteksi pertama kali.
"Untuk kasus Indonesia, kami perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari. Namun, kita tidak perlu panik, tetapi tetap waspada," kata Luhut dalam siaran pers, Rabu (12/1).