Pengguna Transportasi Umum Meningkat Hingga 13,91 Persen, Pemerintah Anjurkan Kurangi Mobilitas
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro menyampaikan jika telah terjadi peningkatan mobilitas
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro menyampaikan jika telah terjadi peningkatan mobilitas sejak akhir tahun lalu hingga Januari tahun ini.
Ada beberapa faktor yang membuat mobilitas kembali meningkat. Pertama, kegiatan bisnis dan ekonomi mulai berjalan usai libur Natal dan tahun baru.
Kedua, kedatangan wisatawan baru kembali dari luar negeri. Ketiga adanya risiko transmisi terhadap anak-anak yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Ia pun menyampaikan data dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia selama priode Nataru dari 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022.
"Terjadi peningkatan rata-rata penumpang kendaraan umum sebanyak 13,91 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama dibandingkan tahun lalu," ungkap Reisa pada konferensi pers virtual, Rabu (19/1/2022).
Baca juga: Tren Kenaikan Covid-19 Varian Omicron, Presiden Jokowi: Tetap Waspada dan Tidak Panik
Menurut Reisa hal itu penting dijadikan sebagai pengingat untuk selalu patuh kepada protokol kesehatan saat menggunakan tranpsotrasi umum.
"Saat beraktivitas di ruang publik dan menerapkan protokol saat kembali di rumah agar risiko penularan berkurang," kaya Reisa menambahkan.
Di sisi lain sepanjang tahun 2021 jumlah kedatangan warga negara Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri mencapai 514.251 jiwa.
"Nah ini perlu dijadikan catatan penting. Bagi seluruh masyarakat yang usai melakukan perjala ke luar negeri untuk patuh melakukan karantina secara tertib. Agar risiko penyebaran dapat dihindari," paparnya lagi.
Baca juga: Pemerintah Tegaskan Vaksin Booster Tidak Menimbulkan Overdosis
Selain itu Reisa pun meminta masyarakat mengikuti instruksi Presiden Indonesia, Joko Widodo pada 18 Januari 2022.
Yaitu jika masyarakat tidak punya keperluan mendesak, maka kurangi aktivitas di keramaian.
Serta menyarankan WFH bagi yang bisa bekerja dari rumah.
Presiden juga menghimbau tidak melakukan perjalanan ke luar negeri terlebih dahulu jika tidak ada hal mendesak.