Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Varian Omicron Meningkat, KPAI Sebut Jaga Jarak Sulit Dilakukan Selama PTM Berlangsung

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sendiri mengaku konsisten melakukan pengawasan, termasuk sekolah di DKI Jakarta.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Varian Omicron Meningkat, KPAI Sebut Jaga Jarak Sulit Dilakukan Selama PTM Berlangsung
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
ILUSTRASI Siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dengan jumlah terbatas pada pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di SDN 065 Cihampelas, Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Senin (10/1/2022). Dinas Pendidikan Kota Bandung menerapkan pembagian empat kelompok simulasi PTM 100 persen di Kota Bandung. Kelompok simulasi satu menjalankan PTM dengan jumlah 100 persen, kelompok dua 75 persen, tiga 50 persen, dan yang belum menjalankan PTM dengan kapasitas pelajar maksimal 25 persen. Sementara durasi pembelajaran dibatasi diatur per sesi. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kehadiran varian Omicron memicu kekhawatiran karena menyebabkan trend kenaikan kasus meningkat.

Meski begitu, pelaksanaan pembelajaran tatap muka tetap dilakukan.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sendiri mengaku konsisten melakukan pengawasan, termasuk sekolah di DKI Jakarta, Bogor, dan Bekasi.

Dan mayoritas, pengawasan dilakukan pada anak-anak sekolah dasar (SD).Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti menyebutkan alasannya.

"Anak-anak SD beum divaksin lengkap untuk dua dosis. Jadi tidak semua kemudian sudah dua dosis. Itu yang membuat kami datang mayoritas ke SD," ungkap Retno pada talkshow virtual, Rabu (19/1/2022).

Dari pengawasan yang telah dilakukan, KPAI mencatat poin pentin dalam PTM yaitu terkait jaga jarak.

Berita Rekomendasi

Ada berapa sekolah SD yang masih sulit menjaga jarak dalam ruang kelas.

Baca juga: Evaluasi PTM Serentak, Pimpinan Komisi X Soroti Lalainya Penerapan Prokes hingga Kasus Positif

"Mengingat walau sudah maju meja dekat papan tulis, belakang nempel tembok, tetap sulit. Karena tidak sampai satu meter, satu dengan meja lain. Nah itu bisa catatan kami, dalam ruangan tertutup, sulit jaga jarak," kata Retno menambahkan.

Karenanya Retno mengatakan mungkin dapat dipertimbangkan dengan meningkatnya kasus positif akibat Omicron, PTM dapat dikembalikan menjadi 50 persen untuk sementara waktu.

"Bukan diberhentikan PTM, tapi 50 persen dikurangi. Kemudian jaga jarak kedua menjadi kerentanan itu pulang sekolah. Sekolah sudah benar, memberi jeda satu kelas lain, SOP sudah bagus, namun begitu kelas pertama keluar, kelas pertama tidak semua belum dijemput," papar Retno.

Baca juga: Kasus Penularan di Lingkungan Sekolah Meluas, Kenapa PTM Masih Jalan Terus? Ini Jawaban Wagub DKI

Sembari menunggu jemputan, kelas lain telah dipersilahkan keluar dan begitu seterusnya. Sehingga terjadi penumpukan yang tidak dapat terhindarkan.

"Penjemput jadinya berkerumun. Dia datang, misalnya ojek online. Ketika dijemput gak kenal anaknya. Jadi begitu terlihat sekali kerumunan terjadi ketika pulang sekolah," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas