Pemerintah Temukan Jawaban Kenapa Kasus Omicron di Indonesia Tidak Melonjak
Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah mendapat jawaban mengapa kasus Omicron di Indonesia tidak terlalu melonjak.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah mendapat jawaban mengapa kasus Omicron di Indonesia tidak terlalu melonjak.
Salah satunya kata Luhut yakni penerapan aplikasi PeduliLindungi.
"Kami juga mendapat sebagian jawaban kenapa kita relatif tidak naik kencang Omicron ini karena saya kira Pedulilindungi," kata Luhut dalam konferensi pers virtual yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Senin, (24/1/2021).
Luhut mengatakan berdasarkan data dari Perancis penggunaan Covid Passes, seperti aplikasi PeduliLindungi di Indonesia, mampu mendorong tingkat vaksinasi.
Selain itu, tingkat kematian dan perawatan di Perancis lebih rendah dengan adanya Covid Passes tersebut.
"Untuk itu Pemerintah akan terus menggunakan, memasifkan dan mengetatkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi khususnya dalam menghadapi varian Omicron," katanya.
Baca juga: Dua Pasien Omicron Meninggal, Dokter Paru: Segerakan Vaksinasi Covid-19
Luhut mengatakan Pedulilindungi harus terus digunakan, selain itu vaksinasi harus terus ditingkatkan.
Menteri Kesehatan, kata Luhut akan mengumumkan bila mall, toko atau restoran yang tidak memanfaatkan PeduliLindungi, jangan dikunjungi karena ada risiko penularan.
"Jadi saya kira untuk mendisiplinkan bangsa ini. Ini momentum bangsa ini untuk menjadi disiplin juga," ujarnya.
Ada 1.600 Kasus Omicron di Indonesia
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, jumlah peningkatan kasus Omicron di Indonesia lebih rendah dari varian Delta.
Berdasarkan data Kemenkes, sekitar 1.600 kasus Omicron, hanya 20 orang yang memerlukan oksigen.
Selain itu, dilaporkan dua pasien meninggal.