Kata Satgas Covid-19 soal BA.2 Subvarian Omicron, Bisa Sebabkan Perbedaan Hasil PCR
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan terkait temuan subvarian Omicron yang dikenal sebagai BA.2.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menjelaskan terkait temuan subvarian Omicron yang dikenal sebagai BA.2.
Wiku menjelaskan, varian Omicron sendiri berdasarkan susunan genetiknya di kategorisasi menjadi B11529, BA1, BA2, dan BA3.
Untuk Omicron BA.2, subvarian ini menjadi perhatian karena sulit terdeteksi sehingga dapat terdeteksi sebagai varian lain.
Omicron BA.2 dikhawatirkan karena memiliki mutasi yang dapat menyebabkan perbedaan hasil PCR.
Wiku menerangkan, pada Omicron lainnya, adanya mutasi berupa hilangnya susunan tertentu pada Gen S dapat memunculkan deteksi gen lainnya.
Namun, gen S tidak terdeteksi (SGTF) pada tes PCR.
Baca juga: Indonesia Dalam Posisi Rawan dalam Hadapi Varian Omicron
Baca juga: Menkes: 75 Persen Kasus Covid-19 di Indonesia adalah Omicron, Termasuk Mayoritas Kasus di Jakarta
Pada Omicron BA2, susunan ini tidak hilang sehingga PCR tidak memunculkan hasil SGTF atau hasilnya sama dengan varian lain yang bukan Omicron.
"Padahal BA2 merupakan salah satu jenis Omicron," jelas Wiku dalam keterangan pers, Kamis (27/1/2022) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Ia menegaskan bahwa munculnya varian baru harus dihadapi dengan strategi pencegahan.
"Dengan demikian strategi pencegahan merupakan langkah terbaik menghadapi munculnya varian baru apapun jenisnya dalam hal ini," ujar Wiku.
Menurutnya, pemerintah akan selalu memantau perkembangan Covid-19 di dunia dan akan terus melakukan evaluasi atas strategi pencegahan yang dilakukan.
Untuk diketahui, Covid-19 Omicron di Indonesia telah mencapai 1.988 kasus.
Kemenkes dalam keterangan persnya menyebut, dari total tersebut sebanyak 765 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh dan tiga pasien Omicron dinyatakan meninggal dunia.
Baca juga: Kemenkes Terbitkan Sertifikat Vaksin Covid-19 Sesuai Standar WHO, Dapat Diakses di Pedulilindungi
Baca juga: Varian Baru Covid-19 dari Indonesia, Berbeda dari Omicron dan Delta, Ini Penjelasan dari Kemenkes
Disisi lain, Covid-19 varian Omicron dilaporkan telah bermutasi dan menghasilan subvarian yang dikenal sebagai BA.2.
Mengutip ctvnews, BA.2 ini telah ditemukan di setidaknya 40 negara pada Rabu, menurut platform berbagi data virus corona global GISAID .
Badan Kesehatan Masyarakat Kanada (PHCA) mengkonfirmasi bahwa 51 kasus subvarian BA.2 telah dilaporkan di Kanada.
PHAC mengatakan sedang memantau BA.2, seperti halnya dengan semua varian COVID-19 baru, dan menyatakan bahwa warga Kanada harus terus mengikuti saran dari pejabat kesehatan masyarakat.
BA.2 pertama kali terdeteksi pada November 2021 dan Inggris menetapkannya sebagai "varian yang sedang diselidiki".
Sementara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menjuluki BA.2 sebagai "varian yang menjadi perhatian", ini melacak penyebaran sub-garis keturunan .
Beberapa ilmuwan mengatakan itu juga bisa lebih menular.
Namun, mereka mengakui masih banyak yang tidak diketahui tentang subvarian ini.
(Tribunnews.com/Tio)