Riwayat Kasus Covid-19 Selama Sepekan, Tembus 8 Ribu hingga Prediksi Gelombang ke-3
Riwayat kasus Covid-19 di Indonesia selama sepekan setelah Kamis (27/1/2021) kemarin tembus angka 8 ribu. Kapan prediksi gelombang ke-3 terjadi?
Penulis: Sri Juliati
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Angka penambahan kasus Covid-19 secara nasional kembali merangkak naik.
Setidaknya selama sepekan ini, kasus virus corona mulai mengalami kenaikan setelah sempat melandai beberapa bulan.
Dari yang sebelumnya telah berada di bawah 1.000 bahkan 500-an kini mulai 'konsisten' kembali ke angka ribuan.
Tren kenaikan di atas angka 1.000 ini terjadi mulai Selasa (18/1/2022) yang saat itu mencatatkan penambahan 1.362 kasus.
Baca juga: Sebaran 8.077 Corona 27 Januari 2022, DKI Jakarta Tertinggi dengan 4.149 Kasus, Bali 5 Besar
Baca juga: UPDATE Corona Indonesia 27 Januari 2022: Tambah 8.077 Positif, 1.643 Sembuh, 7 Meninggal
Bahkan pada Kamis (27/1/2022) kemarin, terdapat penambahan kasus harian sebanyak 8.077 pasien.
Dengan demikian, total kasus positif Covid-19 di Indonesia kini mencapai 4.309.270 kasus.
Kenaikan 8.077 kasus harian tersebut merupakan rekor penambahan tertinggi selama empat bulan terakhir.
Dari penelusuran Tribunnews.com di situs covid19.co.id, terakhir kali Covid-19 mencapai di atas 2 ribu kasus adalah pada 28 September 2021.
Saat itu, penambahan kasus harian mencapai 2.057 kasus.
Dan sejak 29 September 2021, kasus Covid-19 terus menurun. Bahkan pernah 'hanya' ada 92 kasus tambahan yaitu pada 26 Desember 2021.
Sementara itu, per Kamis kemarin, ada penambahan 1.643 pasien yang sembuh. Dengan demikian, sudah 4.129.305 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh.
Pemerintah juga melaporkan, pasien Covid-19 yang meninggal bertambah 7 orang sehingga kini jumlahnya mencapai 144.261.
Masih dari data tersebut, ada penambahan kasus aktif yaitu 6.427 kasus dengan total 35.704 kasus.
Kasus aktif adalah pasien yang masih terkonfirmasi positif virus corona, dan menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.
Riwayat Kasus Covid-19
Selengkapnya, inilah riwayat kasus Covid-19 selama sepekan terakhir mulai Selasa (18/1/2022) hingga Kamis (27/1/2022):
- Selasa, 18 Januari 2022
Kasus positif: 1.362 pasien
Sembuh: 564 pasien
Meninggal: 9 pasien
Kasus aktif: 9.564 pasien
- Rabu, 19 Januari 2022
Kasus positif: 1.745 pasien
Sembuh: 504 pasien
Meninggal: 9 pasien
Kasus aktif: 10.796 pasien
- Kamis, 20 Januari 2022
Kasus positif: 2.116 pasien
Sembuh: 577 pasien
Meninggal: 7 pasien
Kasus aktif: 12.328 pasien
- Jumat, 21 Januari 2022
Kasus positif: 2.604 pasien
Sembuh: 811 pasien
Meninggal: 2 pasien
Kasus aktif: 14.119 pasien
- Sabtu, 22 Januari 2022
Kasus positif: 3.205 pasien
Sembuh: 627 pasien
Meninggal: 5 pasien
Kasus aktif: 16.692 pasien
- Minggu, 23 Januari 2022
Kasus positif: 2.925 pasien
Sembuh: 712 pasien
Meninggal: 14 pasien
Kasus aktif: 18.891 pasien
- Senin, 24 Januari 2022
Kasus positif: 2.927
Sembuh: 944
Meninggal: 7
Kasus aktif: 20.867
- Selasa, 25 Januari 2022
Kasus positif: 4.878
Sembuh: 869
Meninggal: 20
Kasus aktif: 24.856
- Rabu, 26 Januari 2022
Kasus positif: 7.010
Sembuh: 2.582
Meninggal: 7
Kasus aktif: 29.277
- Kamis, 27 Januari 2022
Kasus positif: 8.077
Sembuh: 1.643
Meninggal: 7
Kasus aktif: 35.704
Prediksi Gelombang ke-3 Pandemi
Dengan mulai tingginya angka penambahan kasus harian Covid-19, maka muncul pertanyaan, apakah gelombang ke-3 pandemi di Indonesia akan terjadi?
Ternyata, pemerintah sejak jauh-jauh hari telah memprediksi, gelombang ketiga Covid-19 pasti akan terjadi.
Terlebih sejak virus corona varian Omicron terdeteksi di Indonesia.
Demikian dikatakan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi sekira bulan Oktober 2021.
"Hal ini yang menyebabkan keniscayaan akan gelombang ketiga itu pasti terjadi," kata Nadia, Kamis (21/10/2021).
Nadia juga memprediksi, gelombang ketiga Covid-19 akibat penularan Omicron akan terjadi sekitar 2-3 pekan mendatang atau awal Februari, terhitung sejak kasus pertama diumumkan.
Ia memperkirakan, kasus Covid-19 di Indonesia nantinya akan meningkat sekitar 40.000-60.000 hingga awal Februari 2022.
"Kalau prediksi kasus omicron sepertinya para ahli masih prediksi, tapi mungkin bisa mencapai 40.000-60.000 total kasus Covid-19 pada awal Februari," kata Nadia, Kamis (13/1/2022).
Hal senada juga dikatakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut memprediksi puncak gelombang ketiga Covid-19 terjadi pada awal Februari 2022.
Prediksi tersebut berdasarkan pengamatan dari lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron yang terjadi di negara lain, yaitu sekitar 40 hari setelah kasus pertama ditemukan.
Penularan Omicron lebih cepat daripada varian Delta.
"Kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari," kata Luhut dalam rekaman video, Selasa (11/1/2022).
Selain itu,peneliti pandemi sekaligus epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman juga memprediksi Indonesia akan mengalami gelombang ketiga infeksi virus corona pada Februari atau Maret 2022.
"Prediksinya adalah Februari atau akhir Februari-Maret," kata Dicky, Senin (10/1/2022).
Ada sejumlah alasan di balik prediksi tersebut. Salah satunya adalah melemahnya antibodi yang dimiliki masyarakat.
Menkes Imbau Tetap Waspada
Sementara itu, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan hati-hati.
Yang paling penting selalu pakai masker, hindari kerumunan karena penularan akan semakin tinggi.
"Kalau bisa kerja di rumah, di rumah saja, tidak usah pergi kemana-mana karena risiko tertularnya sedang tinggi," kata Budi dikutip dari kemkes.go.id.
Kalaupun tertular, lanjut Budi, tidak perlu panik dan segera isolasi sendiri dan minum vitamin, jika ada gejala ringan minum obat.
"Yang perlu ke rumah sakit kalau ada Lansia atau komorbidnya banyak, itu ke rumah sakit. Dan cepat-cepatlah divaksin untuk memperkuat daya tahan tubuh dalam menghadapi varian baru," tuturnya.
Menkes juga meminta masyarakat mengetahui ciri-ciri varian Omicron agar bisa melakukan pencegahan.
Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat.
"Nanti kita akan melihat dalam waktu yang singkat kenaikan jumlah kasus yang cukup tinggi," katanya.
Ciri-ciri selanjutnya dari varian omicron adalah tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah. Begitu pun tingkat keparahannya juga lebih rendah.
Sehingga pasien yang masuk ke rumah sakit lebih sedikit daripada pasien yang melaksanakan isolasi mandiri (isoman).
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Kompas.com/Haryanti Puspa Sari/Luthfia Ayu Azanella/Rahel Narda Chaterine)