Beda Gejala Omicron pada Pasien yang Sudah Divaksin dan Belum, Cara Membedakan dengan Flu Biasa
Begini perbedaan gejala Omicron pada pasien yang sudah mendapat vaksin Covid-19 dan belum. Seperti apa bedanya dengan flu biasa?
Penulis: Sri Juliati
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia kini semakin bertambah.
Per Senin (31/1/2022) kemarin, total ada 2.980 kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.
Di sisi lain, pemerintah semakin mengintensifkan pelaksanaan vaksinasi dan vaksinasi booster di berbagai wilayah.
Meski seseorang sudah divaksin, tapi bukan berarti ia terbebas atau tidak akan terkena Covid-19 sama sekali.
Baca juga: Kemenkes Catat Sebanyak 1.100 Pasien Omicron Telah Sembuh
Baca juga: Ahli Epidemiologi: Perlu Strategi yang Tepat Hadapi Gelombang Ketiga Varian Omicron
Tetap ada kemungkinan ia akan terkena Covid-19, termasuk varian Omicron.
Hanya saja, mereka yang sudah divaksin akan mengalami gejala yang lebih ringan dibanding mereka yang belum divaksin.
Profesor di New York University Meyers College of Nursing, Dr Maya N Clark-Cutaia, menjelaskan ada perbedaan antara pasien Omicron yang sudah divaksin dan yang belum divaksin.
Dikutip dari newsnationnow.com, orang yang divaksinasi memiliki sakit kepala, nyeri tubuh, dan demam ketika terinfeksi Omicron.
Sementara pasien yang tidak divaksinasi lebih sering melaporkan batuk, sesak napas, dan gejala seperti flu.
Hal senada juga dikatakan Dr Judith O'Donnell, kepala penyakit menular di Penn Presbyterian Medical Center.
Pasien yang tidak divaksin datang ke rumah sakit dengan gejala pneumonia dan sesak napas.
Sebenarnya, perbedaan terbesar antara orang yang divaksinasi dan tidak divaksinasi bukanlah pada jenis gejalanya, tetapi pada tingkat keparahan gejalanya.
Demikian dikatakan Dr Peter Chin-Hong, ahli spesialis penyakit menular di University of California, San Francisco.
Menurut Chin-Hong, orang yang telah divaksin dan divaksin booster mengalami gejala yang lebih ringan dibanding yang tidak divaksin.
Baca juga: Kasus Omicron Melonjak, Untar Tunda Gelar Kuliah Tatap Muka Terbatas
Baca juga: Di Tengah Lonjakan Kasus Omicron, Deretan Artis Umumkan Positif Covid-19, Siapa Saja Mereka?
Chin-Hong menambahkan, orang yang divaksinasi dan divaksin booster mengalami gejala Omicron untuk periode waktu yang lebih singkat.
"Kadang-kadang satu atau dua hari, bukan lima hari atau lebih seperti kasus pada orang yang tidak divaksinasi," ujarnya.
Dr Daniel Griffin, kepala penyakit menular di ProHEALTH di New York juga mengatakan, orang-orang yang telah divaksinasi sebelumnya akan mengalami gejala Omicron yang jauh lebih ringan.
"Di rumah sakit, saya telah melihat terutama orang-orang yang tidak divaksin mendapatkan penyakit yang lebih sistemik seperti pneumonia," katanya.
Gejala Utama Omicron
Dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, gejala yang paling banyak diderita pasien varian Omicron adalah batuk dan pilek.
Kebanyakan orang terinfeksi Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap dan tidak bergejala sampai bergejala ringan.
Artinya dengan vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19.
Hal terkait gejala varian Omicron, juga pernah disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi.
Nadia mengatakan, gejala yang dialami oleh pasien Omicron, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala.
Baca juga: Panduan CDC Terkait Gejala Varian Omicron, Dapat Muncul 2-14 Hari setelah Terpapar Virus
Baca juga: Kasus Omicron Melonjak, Menko PMK: Keputusan Evaluasi PTM di Tangan Presiden
Dikutip dari bbc.com, bagi sebagian orang, gejala Omicron tampak lebih seperti pilek, dengan gejala umum yang dilaporkan termasuk sakit tenggorokan, pilek, dan sakit kepala.
Sementara itu, pada varian Covid sebelumnya cenderung menyebabkan hilangnya rasa atau bau, batuk, dan suhu tinggi - meskipun ini masih merupakan tiga gejala resmi.
Meski menyebar jauh lebih cepat dari varian sebelumnya yaitu Delta, pakar kesehatan mengatakan, Omicron lebih ringan dan kecil kemungkinannya membuat orang sakit atau membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Hal ini karena perlindungan dari vaksin penguat (booster) dan dari infeksi sebelumnya.
Masih dari bbc.com, aplikasi studi Zoe Covid pernah meminta ratusan ribu orang untuk mencatat gejala.
Sejauh ini, lima gejala teratas pada varian Omicron adalah:
- pilek;
- sakit kepala;
- kelelahan (baik ringan atau berat);
- bersin;
- sakit tenggorokan.
Sementara itu, dokter pertama di Afrika Selatan yang mendeteksi varian Covid-19 Omicron, Angelique Coetzee mengatakan, pasien yang terkena varian Omicron bergejala ringan.
Keluhannya dari pasien Covid-19 Omicron adalah merasa capek selama satu atau dua hari, kemudian sakit kepala, badan terasa sakit, dan tenggorokan serak.
Namun, tak ada gejala batuk-batuk dan tidak kehilangan indra penciuman maupun indra perasa.
"Keluhan yang disampaikan pasien (Omicron) biasanya adalah mereka merasa sangat capek selama satu atau dua hari."
"Gejala lain adalah, sakit kepala dan badan terasa sakit. Tenggorokan serak," kata Coetzee dalam wawancara dengan BBC, tahun lalu.
"Mereka tidak batuk-batuk, tidak juga kehilangan indra penciuman maupun indra rasa," katanya.
Diketahui, Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta.
Sejak ditemukan pertama kali pada 24 November 2021 di Afrika Selatan, kini Omicron telah terdeteksi di lebih dari 110 negara dan diperkirakan akan terus meluas.
Di level nasional, pergerakan Omicron juga terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi pada 16 Desember 2021.
Perbedaan Gejala Omicron dan Flu Biasa
Dikutip dari kompas.tv, penting untuk mengetahui perbedaan gejala Omicron dengan gejala pada flu biasa agar dapat ditangani lebih cepat.
Pasalnya, gejala utama Omicron adalah batuk dan pilek yang juga terdapat pada flu.
Pakar epidemiologi di AS, Abdul El-Sayed mengatakan, gejala Omicron dan flu memiliki perbedaan yang sangat tipis, bahkan cenderung serupa.
Covid-19 dan flu sama-sama menimbulkan gejala pilek, batuk, demam, nyeri otot, muntah, mudah lelah, hingga diare.
Bedanya, seseorang yang terkena virus corona biasanya akan merasakan gejala sakit kepala dan batuk kering.
Tipisnya perbedaan gejala Omicron dan flu, El-Sayed memberikan tips untuk mengetahui risiko terpapar Covid-19 varian Omicron.
"Coba mulai mempertimbangkan juga apakah ada kemungkinan kontak erat dengan penderita Covid-19," katanya, seperti diberitakan CNN.
Jika berkontak erat dengan penderita Covid-19, segera lakukan isolasi mandiri dan tes Covid-19 agar dapat menentukan penanganannya.
Langkah Pencegahan
Penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin masih menjadi kunci pencegahan risiko terpapar Covid-19 varian Omicron.
Yaitu menjaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang lain, memakai masker yang pas, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Selain itu, hindari ruangan berventilasi buruk serta segera dapatkan vaksin Covid-19.
(Tribunnews.com/Sri Juliati, Kompas.com/Sania Mashabi, kompas.tv/Fiqih Rahmawati)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.