Pemahaman Virus Covid-19 Varian Omicron Melemah Dapat Membahayakan Masyarakat
Pemahaman bahwa virus ini melemah justru sangat berbahaya. Untuk diketahui memang Indonesia telah memiliki modalitas
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Trend kenaikan kasus Covid-19 terus melonjak tajam. Hal ini menunjukkan jika varian Omicron yang tengah mendominasi bisa berdampak serius.
Menurut Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman, salah besar jika menganggap Omicron melemah.
"Virus ini tidak melemah. Dan sebagaimana virus menyebabkan wabah, seperti dulu Polio, HIV, dan sebagainya. Bahkan HIV sekarang sudah ada varian baru. Itu sudah lima dekade, berarti tidak melemah. Apa lagi Covid-19 yang baru beberapa tahun," ungkapnya pada Tribunnews, Minggu (6/2/2022).
Baca juga: Update Covid-19 Global 6 Februari 2022: Kasus Aktif di Seluruh Dunia Capai 75.613.492
Menurut Dicky, pemahaman bahwa virus ini melemah justru sangat berbahaya. Untuk diketahui memang Indonesia telah memiliki modalitas dari segi imunisasi.
Sudah banyak masyarakat yang mendapatkan vaksinasi Covid-19. Memiliki imunitas membuat hunian di rumah sakit menjadi setengah dibandingkan gelombang varian Delta.
Jika gelombang Delta sebanyak 20 persen dari yang sakit atau akan masuk rumah sakit. Sedangkan saat ini menurut Dicky kurang lebih sekitar 10 persen dari yang sakit.
"Namun, bicara angka kematian belum ada perubahan dari sisi persentasi, masih kisaran 1 persen. Namun untuk yang sudah divaksinasi, semua angka jauh menurun," kata Dicky menambahkan.
Baca juga: Nenek 103 Tahun Meninggal Usai Keliru Divaksin Covid-19 Dosis Keempat, Singapura Lakukan Investigasi
Hal ini bisa dilihat dari rawatan rumah sakit, jauh menurun. Bahkan bisa dikatakan 7 kali lebih rendah misalnya dari yang tidak divaksinasi.
Oleh karena itu, Dicky menyampaikan pesan penting untuk memberikan imunitas kepada kelompok berisiko. Di antaranya seperti orang lanjut usia, mereka yang memiliki komorbid dan kelompok anak.
"Pada kelompok anak, di bawah 6 tahun, jelas belum eligible vaksinasi. artinya sangat amat rawan, ini yang terjadi. Saya peringatkan dari awal. Kenapa PTM harus online dulu, kita jangan menunggu meledak," tegas Dicky.
Baca juga: Kemenkes: Kasus Covid-19 Naik, Angka Keterisian RS Masih Landai
Pemerintah harus merespon secara cepat. Dan strategi yang diambil harus bersifat pencegahan. Mobilitas sampai awal maret setidaknya harus dibatasi.
Walau pun risiko kematian Covid-19 adalah 1 persen, namun itu bisa terhitung besar jika dibandingkan dengan ukuran penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta orang lebih.