Viral Kementerian Pendidikan Libya Typo Ubah 'Omicron' Jadi 'Macron'
ementerian Pendidikan Libya melakukan kekeliruan typo, menyebut varian Omicron yang dinamai dari huruf ke-15 dalam alfabet Yunani, dengan 'Macron'.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TRIPOLI - Ini bukan kali pertama varian baru virus corona (Covid-19) menyebabkan kebingungan diantara mereka yang tidak terbiasa menggunakan bahasa Yunani.
Bahkan sebutan varian tersebut dianggap sebagai karakter terkenal yang namanya 'sangat mirip'.
Baca juga: Putra Muammar Khadafi Gagal Jadi Presiden Libya, Terganjal Catatan Kejahatan Perang
Baca juga: Puncak Varian Omicron Bisa 300 Ribu Sehari, Kasus Covid-19 di Tangerang-Bekasi Lampaui Puncak Delta
Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (7/2/2022), Kementerian Pendidikan Libya mengeluarkan dekrit baru-baru ini yang meminta sekolah untuk mengumumkan masa karantina pada 3 hingga 10 Februari 2022, karena lonjakan kasus Covid-19 di seluruh negeri.
Namun kementerian itu ternyata melakukan kekeliruan dengan memasukkan kesalahan ketik saat merujuk pada nama varian baru virus itu.
Sehingga membuat viral kebijakan tersebut, yakni menyebut varian Omicron yang dinamai dari huruf ke-15 dalam alfabet Yunani, dengan 'Macron'.
Secara tidak sengaja, kesalahan ketik ini merujuk pada nama Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Baca juga: Demonstran Protes Presiden Prancis Macron yang Sebut Ingin Hancurkan Orang yang Tidak Divaksin
Dokumen dengan kesalahan ketik tersebut bahkan telah beredar di media sosial sejak saat itu.
Menariknya, kasus serupa bukan hanya dialami pemimpin Prancis itu, karena ada sejumlah pesohor dunia yang menemukan nama mereka secara tidak sengaja dikaitkan dengan virus tersebut.
Karena sebelumnya, rapper Amerika Serikat (AS) Omarion berbicara kepada penggemarnya di TikTok dan meminta mereka untuk tidak mengganti namanya dengan varian baru Covid-19.
Begitu pula grup death-metal Belgia Omicron yang menegaskan bahwa mereka tidak akan mengubah nama grupnya, karena ini merupakan kasus yang muncul secara kebetulan.
Pada November 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian B.1.1.529 yang kali pertama dilaporkan di Afrika Selatan (Afsel) sebagai varian yang menjadi perhatian atau Variant of Concern (VoC) dan menamakannya Omicron.
WHO menyebut bahwa varian baru ini mungkin akan bersifat lebih menular, namun kurang mematikan dibandingkan varian sebelumnya, yakni Delta yang dinamai pula dari huruf dalam alfabet Yunani.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.