Tips Mencegah Terinfeksi Covid-19 Saat Harus Beraktivitas di Luar Rumah
Jika harus tetap harus beraktivitas di luar rumah, tetap yang paling penting dilakukan adalah melakukan pengetatan protokol kesehatan. Apa pun variann
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Sejauh ini prinsip mencegah lebih baik dari pada mengobati masih tepat untuk digunakan. Terutama di tengah lonjakan kasus seperti ini.
Hal yang paling penting adalah memperketat protokol kesehatan. Apa lagi virus varian Omicron yang jauh lebih mudah menular.
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro mungkin mengungkapkan sebisa mungkin kurangi mobilitas.
Baca juga: Kasus Covid-19 Jakarta Melonjak, Pemerintah Pusat Imbau ASN Jabodetabek Terapkan WFH
Baca juga: Covid-19 Omicron Melonjak, Wamenag Minta Madrasah Terapkan Prokes Ketat
"Kalau bisa, kerjanya di rumah. Meeting di rumah dulu, WFH. Kalau sekolah juga kan kalau misalnya seorang sudah beberapa daerah yang menerapkan sekolah dari rumah,"ungkapnya pada siaran Radio RRI, Selasa (8/2/2022).
Tetap di rumah menjadi salah satu upaya mengurangi paparan dari virus Covid-19 yang saat ini sedang berada dimana-mana.
Namun jika harus tetap harus beraktivitas di luar rumah, tetap yang paling penting dilakukan adalah melakukan pengetatan protokol kesehatan. Apa pun variannya.
Pertama adalah selalu menggunakan double masker. Atau bisa juga menggunakan masker sesuai standar seperti KN94 dan KN95 yang rapat menutupi wajah.
Kedua, cuci secara tangan rutin. Tentunya dengan menggunakan standar yaitu 6 langkah mencuci tangan dan dilakukan minimal 20 detik.
Ketiga selalu membawa alat prokes. Misalnya hand sanitizer, bawa perlengkapan makanan dan ibadah sendiri. Usahakan tidak makan secara bersama-sama. Dan selam mengobrol tetap mengenakan masker.
Reisa pun menyarankan untuk tetap menjaga jarak dan mencegah kerumunan.
Keempat, memanfaatkan fasilitas booster. Teruntuk mereka yang sudah melakukan vaksin Covid-19 secara lengkap.
Selain itu sudah memiliki jarak 6 bulan dari suntik dosis kedua. Maka dianjurkan menggunakan vaksin booster.
"Setidaknya kalau sudah vaksin, sudah terbukti kan dari pasien-pasien vaksin lengkap, gejala perburukan sangat minimal," pungkasnya.