Sebaran Kasus Aktif Corona di Indonesia 21 Februari 2022: Jabar Tertinggi, Disusul Banten
Berikut sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, Senin (21/2/2022).
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Garudea Prabawati
![Sebaran Kasus Aktif Corona di Indonesia 21 Februari 2022: Jabar Tertinggi, Disusul Banten](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-covid-19a1.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Berikut sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, Senin (13/2/2022).
Diketahui hari ini terdapat penambahan kasus virus corona sebanyak 34.418 kasus.
Sebelumnya, Minggu (20/2/2022), kasus positif Covid-19 bertambah 48.484 kasus.
Hal ini berarti terjadi pengurangan lebih dari 10 ribu kasus.
Baca juga: BREAKING NEWS Update Corona 13 Februari 2022: Tambah 44.526 Kasus Baru, Total 4.807.778 Positif
Bertambahnya 34.418 kasus hari ini menjadikan total kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 4.807.778 kasus.
Hal tersebut berdasarkan data yang diterima Tribunnews.com pada Senin pukul 17.35 WIB.
Sementara itu, pada hari ini terjadi penambahan kasus aktif Covid-19 sebanyak 5.687 kasus.
Hal tersebut menjadikan total kasus aktif Covid-19 di Indonesia menjadi 530.671 kasus.
Baca juga: UPDATE Kasus Corona Indonesia 13 Februari 2022: Tambah 44.526 Positif, 26.916 Sembuh, 111 Meninggal
Berikut sebaran kasus aktif Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia berdasarkan data dari laman resmi covid19.go.id pada Senin (21/2/2022):
- Jawa Barat: 169.978
- Banten: 67.883
- DKI Jakarta: 64.592
- Jawa Tengah: 38.252
- Jawa Timur: 31.715
- Bali: 31.715
- Sumatera Utara: 15.971
Baca juga: BREAKING NEWS Update Corona 21 Februari 2022: Tambah 34.418 Kasus Baru, Total 5.231.923 Positif
- DI Yogyakarta: 15.683
- Bali: 14.233
- Sulawesi Selatan: 12.766
- Kalimatan timur: 11.866
- Papua: 4.233
- Sumatera Selatan: 9.041
Baca juga: UPDATE Corona Indonesia 21 Februari 2022: Tambah 34.418 Positif, 39.929 Sembuh, 176 Meninggal
- Lampung: 9.023
- Sulawesi Utara: 7.955
- Kalimantan Selatan: 6.069
- Riau: 5.636
- Sumatera Barat: 4.396
- NTB: 3.905
- Kepulauan Riau: 3.875
- Kalimantan Barat: 1.382
- Kalimantan Barat: 3.376
Baca juga: Sebaran 34.418 Corona 21 Februari 2022, Tertinggi Jawa Barat Sumbang 8.105, DKI Jakarta 5.358 Kasus
- NTT: 3.244
- Papua Barat: 2.646
- Sulawesi Utara: 2.404
- Bangka Belitung: 2.153
- Maluku: 2.135
- Bengkulu: 1.925
- Sulawesi Tengah: 1.838
- jambi: 5.567
Baca juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 dan Cara untuk Mengurangi Rasa Sakitnya
- Kalimantan Utara: 596
- Aceh: 788
- Maluku Utara 678
- Gorontalo: 641
- Sulawesi Barat: 107
Baca juga: Putus Penyebaran Covid-19 Varian Omicron, HKBP Distrik VIII DKI Jakarta Gelar Vaksinasi Booster
![Ilustrasi Coronavirus.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/virus-corona-99898211.jpg)
Cegah penumpukan, Pemda diminta aktif jemput vaksin
Diwartakan Tribunnews.com, Pemerintah Daerah (Pemda) harus terus melakukan strategi jemput bola dan door to door untuk meningkatkan vaksinasi Covid-19.
Sehingga vaksin tidak menumpuk dan menghindari kedaluwarsa.
Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati mengatakan tata kelola vaksin harus terus dibenahi termasuk rantai distribusi.
Elva menambahkan, pemerintah daerah(pemda) provinsi harus segera melakukan koordinasi yang masif dengan pemda kabupaten/kota dan begitu sebaliknya sehingga tidak saling tunggu.
“Pemda harus terus melakukan strategi jemput bola dan door to door untuk meningkatkan vaksinasi sehingga vaksin tidak menumpuk,” kata Elva Hartati dalam pernyataannya, Senin (21/2/2022).
Dia menuturkan, Covid-19 tidak bisa dianggap enteng walaupun banyak yang menyamakan dengan flu.
“Varian Omicron harus dipahami sebagai varian covid yang sangat mudah menular dan jika orang tua kita dan mereka yang mempunyai komorbid, akibatnya bisa sangat fatal, terutama bagi yang belum divaksin,” ujarnya.
Untuk itu, kata dia, Komisi IX DPR tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi untuk protokol kesehatan dan mengajak masyarakat untuk segera vaksin.
Sementara itu, Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Iwan Ariawan menilai pelaksanaan vaksinasi yang baik dan cepat hanya dapat terjadi jika ada kerja sama yang baik antara pemerintah pusat dan daerah.
“Saat ini pemerintah pusat sudah baik dalam penyediaan dan alokasi stok vaksin,” kata Iwan.
Dia juga menilai pelaksanaan di kabupaten/kota sebagian besar sudah baik tetapi ada beberapa kabupaten/kota yang lambat vaksinasinya.
“Mereka ini yang perlu dipantau masalahnya apa dan solusinya seperti bagaimana. Pada rapat koordinasi mingguan, tiap kabupaten/kota yang cakupan rendah dibahas dan dicarikan solusi yang disepakati untuk segera dilaksanakan,” tutur Iwan.
Maka itu, menurut dia, jumlah orang yang divaksinasi harus terus dikejar.
Dia membeberkan data di Indonesia, baik saat periode Delta maupun Omicron menunjukkan orang yang belum divaksinasi, risiko untuk menjadi berat dan meninggal 5-15 kali (tergantung umur dan komorbid) lebih tinggi dari yang sudah divaksinasi 2 dosis.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Johnson Simanjuntak)