Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenkes Sebut Butuh Kerjasama dari Orangtua Terhadap Percepatan Vaksin Covid-19 pada Anak

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid jika vaksinasi pada anak bukan hal yang baru.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Daryono
zoom-in Kemenkes Sebut Butuh Kerjasama dari Orangtua Terhadap Percepatan Vaksin Covid-19 pada Anak
ist
Binda Riau menggelar vaksinasi anak usia 6-11 tahun 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sampai saat ini masih ditemui kekhawatiran oleh para orangtua terhadap vaksinasi Covid-19 pada anak.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid jika vaksinasi pada anak bukan hal yang baru.

"Kita sudah sejak 1968 memulai vaskinasi anak untuk terlindungi. Memang banyak bukti yang menunjukkan anak terlindungi dengan diberikan vaksin. Mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) itu adalah salah satu yang sudah dimonitor," ungkapnya pada siaran Radio Kesehatan, Minggu (26/2/2022).

Menurut Nadia, pada vaksinasi mungkin akan terjadi KIPI.

Tapi mamfaat yang diterima dibandingkan KIPI jauh lebih besar.

Sehingga para ahli dokter anak mengatakan yang terbaik adalah tetap divaksin.

Baca juga: Ini Jadwal Sentra Vaksinasi Booster di Bank DKI, Warga Bisa Daftar Lewat JAKI

BERITA REKOMENDASI

Selanjutnya dari aspek keamanan, vaksin Covid-19 sudah melalui beberapa uji klinis tahap 1 hingga tahap 3.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) terhadap vaksin Covid-19 untuk anak.

"Tentunya hal ini menjadi keyakinan dari para orangtua bahwa anak aman divaksin," tegas Nadia.

Kedua, yang perlu dilakukan sebelum melakukan vaskinasi pada anak harus melakukan scanning terhadap kesehatan mereka.

Butuh kerjasama orangtua dengan jujur mengatakan kesehatan anaknya.

"Seringkali anaknya demam, gak enak badan, kemudian tetap dimintakan vaksinasi. Seharusnya ditunda. Karena ada kesempatan lain mendapatkan vaksinasi," papar Nadia lagi.

Selain itu, pada saat scanning orangtua juga harus mengisi form jika anak memiliki penyakit penyerta misal sesak nafas.

Maka perlu diobati terlebih dahulu dengan kontrol ke puskesmas atau kontrol ke dokter anak yang merawat.

Baca juga: Capaian Target Vaksinasi Covid-19 RI: Dosis Pertama 91%, Dosis Kedua 69%

Nadia pun menekankan untuk orangtua agar tidak ragu dan khawatir.

Pemerintah sendiri sudah memiliki mekanisme untuk mengatasi.

Kalau pun ada KIPI, sebagian besar tidak akan berat.

"Kalau pun ada efek samping, biasanya ringan. Biasanya nyeri, bengkak dan demam. Bisa memberikan pertolongan pertama pada anak. Kalau demam, berikan obat penurun panas, kalau nyeri bisa penurun nyeri," pungkasnya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas