Update Corona Indonesia 3 Maret 2022: Kasus Baru Tambah 37.259 Pasien, 232 Meninggal
Pemerintah merilis data penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia sebanyak 37.259 pasien, Kamis (3/3/2022).
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah merilis data penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia sebanyak 37.259 pasien, Kamis (3/3/2022).
Tambahan kasus Covid-19 mengalami penurunan dibanding Rabu (2/3/2022), yang berada di angka 40.920 kasus.
Terjadi penurunan kasus sebanyak 3.661 pasien dibandingkan pada Rabu.
Sehingga total kasus infeksi corona di Indonesia sebanyak 5.667.355.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Kota Medan Naik 792 Kasus
Sementara itu, untuk pasien sembuh dari Covid-19 bertambah 42.154 dan totalnya mencapai 4.986.391 orang.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, untuk kasus kematian harian tercatat bertambah 232 jiwa.
Sehingga, total kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia sebanyak 149.268 jiwa.
Adapun total kasus aktif di Indonesia sebanyak 531.696 orang.
Dikutip dari situs Kemenkes, total masyarakat yang sudah vaksinasi dosis pertama sebanyak 191.110.409 orang.
Kemudian, sebanyak 146.204.141 dosis kedua telah disuntikkan ke warga.
Untuk vaksinasi Covid-19 dosis ketiga, saat ini sudah disuntikkan ke 11.324.273 warga.
Pemerintah Pantau Perkembangan Kasus Covid-19 di Bali Jelang Uji Coba Bebas Karantina
Dikutip dari Covid19.go.id, pemerintah terus memantau perkembangan kasus di Indonesia, termasuk di wilayah Bali.
Pasalnya, di Bali akan dilakukan uji coba bebas karantina wisatawan asing yang memasuki Bali pada pertengahan Bulan Maret dan awal Bulan April.
"Dengan pertimbangan bahwa pemantauan upaya uji coba bebas karantina kedatangan wisatawan asing di Bali dalam beberapa waktu terakhir tidak menyebabkan kenaikan kasus secara signifikan," Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covir-19, Prof. Wiku Adisasmito dalam agenda keterangan pers di Graha BNPB yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (1/3/2022).
Baca juga: Belum Dapat Dosis Kedua Tapi Stok Vaksin Covid-19 Tidak Sama? Jangan Khawatir, Berikut Penjelasannya
Pemerintah meyakini, melalui strategi kolaborasi seluruh pihak dalam menjalankan protokol kesehatan secara ketat, maka secara bertahap masyarakat dapat beraktivitas kembali dalam kondisi kasus yang terkendali.
Lalu, untuk mencegah kerumunan, masyarakat sebaiknya dapat menetapkan skala prioritas serta mengukur risiko penularan selama beraktivitas.
Contohnya, masyarakat dapat menghindari tempat-tempat kerumunan untuk dikunjungi serta menunda perjalan khususnya bagi lansia sebagai kelompok rentan.
"Pada prinsipnya pemerintah tidak melarang masyarakat untuk berkegiatan."
"Masyarakat boleh beraktivitas termasuk mobilisasi jika berkomitmen menjaga protokol kesehatan baik saat sebelum, dalam perjalanan, maupun saat sampai tujuan," ucap Wiku.
Pemerintah Pantau Tren Penurunan Kasus Covid-19 di Sejumlah Daerah
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan selama sepekan tren kasus Covid-19 dan hospitalisasi harian pasien Covid-19 di sejumlah daerah mulai menurun.
Meski demikian, pemerintah terus memantau konsistensi tren penurunan tersebut dalam beberapa pekan ke depan.
“Ada juga beberapa provinsi yang sudah mencapai puncaknya."
"Jadi sudah mulai melandai, sudah seminggu menurun. Tapi kita masih menunggu konsistensi penurunannya dalam dua minggu ke depan,” kata Menkes dalam keterangan pers usai Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi PPKM melalui konferensi video, Minggu (27/02/2022) .
Lebih lanjut, Menkes memberikan contoh, seperti tren Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan sudah mulai melandai dan terlihat segera menurun.
Sementara itu, sejumlah provinsi seperti DKI Jakarta, Bali, Banten, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara Barat telah memperlihatkan tren penurunan yang konsisten dalam tiga minggu berturut-turut.
Baik dari jumlah penularan maupun juga positivity rate-nya.
Baca juga: Vaksin Booster Covid-19 Sudah Diterima 11 Juta Orang di Indonesia
Di sisi lain, sejumlah provinsi masih menunjukkan adanya tren peningkatan, terutama di luar Jawa dan Bali, sebagaimana dilansir Setkab.go.id.
“Beberapa provinsi masih mengalami peningkatan, khususnya di Jawa, itu di Jogjakarta masih meningkat, kemudian di Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, di Sumatra Utara juga masih meningkat, Kepulauan Riau, sama Riau juga masih meningkat, kemudian beberapa provinsi di Sulawesi,” ungkap Menkes.
Lebih lanjut Budi menyampaikan, keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit (RS) juga terlihat mulai melandai dan masih relatif terkendali.
“Terjadi pergeseran dari Jawa-Bali ke luar Jawa-Bali dan kita ada juga beberapa catatan provinsi-provinsi dan kabupaten/kota di luar Jawa-Bali yang perlu kita perhatikan."
"Tapi belajar dari pengalaman Jawa-Bali bahwa keterisian rumah sakit sekitar 40-50 persen dari Delta, mudah-mudahan masih bisa kita kendalikan,” jelasnya.
Adapun tingkat kematian pada gelombang Omicron, kata Budi, juga relatif lebih rendah dibanding saat gelombang Delta.
“Yang meninggal di rumah sakit kami lihat sekarang per harinya 250-an orang, dibandingkan dengan puncak Delta yang 2.000 orang per hari, jadi sekitar hampir 15 persen dari puncaknya Delta,” ucapnya.
Budi menambahkan, jumlah pasien meninggal terbanyak adalah mereka yang belum divaksinasi, belum divaksinasi lengkap, memiliki komorbid, dan kelompok masyarakat lanjut usia (lansia).
Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mengakselerasi laju vaksinasi terutama bagi kelompok rentan.
Catatan Redaksi:
Mari bersama-sama lawan virus Corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Gilang Putranto)
Simak berita lainnya terkait Virus Corona