Kasus Covid-19 Indonesia Masih Tinggi, Pemerintah Diminta Tak Buru-buru Ubah Pandemi ke Endemi
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman turut menanggapi rencana pemerintah untuk mengubah status pademi menjadi endemi.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Garudea Prabawati
Seperti menyiapkan layanan kesehatan, mulai dari fasilitasnya, pengobatan, hingga mekanisme pembiayaannya.
Karena dalam situasi endemi, layanan kesehatan pada pasien Covid-19 kemungkinan tidak lagi sama seperti ketika pandemi yang mayoritas biayanya ditanggung pemerintah, termasuk dalam hal vaksinasi.
Baca juga: Presiden Jokowi Minta AMPI Bantu Pemerintah Tangani Covid-19
BOR di RS Rujukan Covid-19 DKI Tercatat 29 Persen, ICU 40 Persen
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, keterisian tempat tidur bed occupancy rate (BOR) di 140 rumah sakit rujukan Covid-19 di ibu kota terus mengalami penurunan.
Berdasarkan data yang diungkap Pemprov DKI Jakarta, keterisian BOR hingga Senin (7/3/2022) pagi sudah berada diangka 29 persen.
"BOR itu dari 6.619 (tempat tidur yang tersedia) sudah turun jadi 1.114 (tempat tidur yang terpakai) turun 29 persen," kata Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota, Senin (7/3/2022).
Baca juga: Arab Saudi Cabut Aturan Pembatasan Covid-19: Ibadah Haji dan Umrah Tak Lagi Jaga Jarak
Tak hanya itu, politisi Gerindra ini mengatakan penurunan juga terjadi untuk keterisian di intensive care unit (ICU).
Dari 996 tempat tidur yang tersebar di 140 rumah sakit rujukan Covid-19, baru terpakai 390 tempat tidur.
"ICU dari 996 terpakainya 390 jadi 40 persen. Jadi ada penurunan BOR. Omicron itu 4.830 ya," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Theresia Felisiani)(Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)