Brain Fog karena Long Covid Bisa Sembuh dengan Terapi Dokter
Penelitian University of Oxford menyebutkan orang yang terinfeksi Covid-19 menunjukkan abnormalitas otak
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Penelitian University of Oxford menyebutkan orang yang terinfeksi Covid-19 menunjukkan abnormalitas otak jika dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi.
Penelitian tersebut menganalisa perbedaan hasil Magnetic Resonance Imaging (MRI) sebelum dan setelah terkena Covid-19.
Hal ini sejalan dengan temuan bahwa mereka yang baru saja pulih dari Covid-19 merasa sedikit lebih sulit untuk melakukan tugas mental yang kompleks.
Merespon hal ini, dosen dari Departemen Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) Arief Bakhtiar dr SpP(K) FAPSR menjelaskan, istilah lain untuk keadaan abnormalitas otak pasca Covid-19 adalah brain fog.
“Brain fog adalah kondisi dimana seseorang merasa sulit untuk berkonsentrasi dan tidak bisa fokus ketika memikirkan suatu hal,” jelas Arief dikutip dari laman unair.ac.id, Rabu (30/3/2022).
Ia menegaskan, brain fog bukanlah sebuah penyakit, tetapi gejala dari kondisi atau penyakit tertentu yang bisa memengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir dan mengingat.
Gejala pasca Covid-19 juga disebut long Covid-19.
Baca juga: Waspada Brain Fog sebagai Efek Long Covid, Bisa Sebabkan Pikun Usia Dini
Meskipun penelitian yang dilakukan di University of Oxford menyebutkan bahwa penyusutan volume otak terjadi sebanyak 0,2-2 persen dan pengurangan tersebut terjadi pada bagian grey matter dan bagian otak terkait indra penciuman serta memori, penelitian ini belum bisa memastikan abnormalitas otak ini bersifat permanen atau tidak.
Arief berpendapat, keluhan brain fog bisa dikurangi dengan metode terapi oleh dokter saraf.
Pencegahan Brain Fog
Penelitian yang dilakukan di University of Oxford menyebutkan perlu penelitian lanjutan untuk melihat dampak Covid-19 pada otak secara jangka panjang.
Arief menyarankan pencegahan umum sebagai upaya pencegahan brain fog adalah dengan vaksinasi dan protokol kesehatan.
“Vaksinasi tujuan utamanya adalah untuk mengurangi respons berat dari suatu penyakit agar tidak memberikan manifestasi berat. Jadi kemungkinan juga bisa mencegah munculnya pengaruh yang berat pada otak,” jelas Arief.
Baca juga: Panja akan Evaluasi Pelaksanaan Vaksinasi Selama Pandemi Covid-19
Arief juga mengimbau masyarakat agar tidak panik dengan adanya brain fog ini.
“Saran untuk masyarakat, jika ada info yg beredar, sebaiknya baca dulu secara detail, jangan hanya langsung baca judul lalu menyimpulkan,” pesan Arief.