Covid-shaming di Shanghai, Terjadi Perpecahan Antar Warga hingga WNA Disebut sebagai 'Sampah Asing'
Pemberlakuan penguncian atau lockdwon guna mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19) di Shanghai, China, telah menyebabkan perpecahan antar warga.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Pemberlakuan penguncian atau lockdown guna mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19) di Shanghai, China, telah menyebabkan perpecahan di antara warga.
Adapun perpecahan terjadi di antara warga usia muda dengan mereka yang telah lanjut usia, penduduk setempat dengan warga negara asing (WNA), dan mereka yang negatif Covid-19 melawan orang-orang yang dinyatakan positif.
Dikutip dari Channel News Asia, sejumlah warga yang tergabung dalam grup WeChat, memulai konflik dari aplikasi perpesanan tersebut.
Seorang wanita mengaku dibawa ke karantina pusat, di mana tesnya menunjukkan negatif, setelah tetangganya melaporkannya ke pihak berwenang.
Sementara itu, sorang warga Amerika Serikat (AS) mengatakan dia akan dikirim ke karantina pusat setelah hasil dari tes campuran, termasuk miliknya, kembali menunjukkan positif.
Baca juga: Shanghai Longgarkan Lockdown setelah Beredar Video Warga Kehabisan Makanan hingga Bobol Supermarket
Tiga orang lainnya yang sampelnya dalam batch tersebut juga dibawa ke karantina pusat, padahal ketika dites di rumahnya sendiri hasilnya menunjukkan negatif.
"Dalam obrolan grup, mereka mengatakan hal-hal seperti, 'Oh, apakah orang-orang positif masih di sini, apakah orang-orang positif masih di sini?'," kata warga AS itu.
Warga yang lebih tua, lebih rentan terhadap Covid-19, juga menyerukan pengusiran segera terhadap orang-orang yang dinyataakan positif dari kompleks mereka.
"Karena media melebih-lebihkan penyakit ini, dan karena orang tua memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah, mereka lebih takut pada virus daripada orang muda," kata seorang warga yang melihat hal ini terjadi.
Seorang warga asing lainnya yang hanya ingin diidentifikasi sebagai Alexy, dituduh positif Covid-19 oleh tetangganya karena hasil tesnya gagal diunggah ke aplikasi kesehatannya.
Baca juga: Penerima Vaksin Covid-19 di Luar Negeri Bisa Klaim Sertifikat di PeduliLindungi, Ini Caranya
Manajemen gedung tempatnya tinggal mencoba memblokir pengiriman makanan keluarganya kecuali mereka membagikan hasil tes di rumah dengan penduduk lainnya.
Untuk diketahui, hasil tes Covid-19 di Shanghai dibagikan dan kasus positif diumumkan dalam grup WeChat.
"Mereka tidak memiliki pedoman dan layanan CDC (Pusat Pengendalian Penyakit) kewalahan," kata manajemen gedung.
"Mereka merasa diinvestasikan dengan misi terpenting dalam hidup mereka, mampu berperan sebagai dokter, polisi, dan hakim pada saat yang bersamaan."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.