Tips Aman Jalani Vaksinasi Covid-19 saat Puasa
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 IDI Prof Zubairi Djoerban mengatakan, vaksin aman diberikan meski kondisi tubuh sedang berpuasa.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Vaksinasi Covid-19 tetap berlangsung di bulan Ramadhan ini.
Hal ini didasari fatwa MUI yang menyatakan, vaksinasi tidak membatalkan puasa.
Untuk itu masyarakat tidak perlu cemas dan khawatir jika menerima suntikan saat berpuasa.
Baca juga: Mudik, Anak-Anak Tak Perlu Tes PCR dan Antigen, Syaratnya Sudah Vaksinasi Dua Dosis
Baca juga: Menteri Kesehatan: Hampir 200 Juta Masyarakat Telah Suntik Vaksinasi Covid-19
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban mengatakan, vaksin aman diberikan meski kondisi tubuh sedang berpuasa.
Namun yang perlu jadi perhatian adalah tidur yang cukup.
Makan makanan bergizi saat sahur seperti sayur dan buah. Penuhi asupan cairan agar tidak dehidrasi.
"Pilih waktu vaksinasi ketika sudah mendekati jam buka puasa," kata dia dikutip dari akun twitternya, Selasa (19/4/2022).
Dokter Spesialis Penyakit Dalam subspesialis Hematologi-Onkologi (Kanker) ini menegaskan, bahwa efek samping dari vaksin mungkin akan dirasakan beberapa orang.
Namun hal itu merupakan hal alami atau tanda normal bahwa tubuh sedang membangun perlindungan.
"Efek ini memengaruhi kemampuan melakukan aktivitas, tapi akan hilang dalam beberapa hari," kata dia.
Ia menjelaskan, saat divaksinasi sistem kekebalan akan mengenali sesuatu sebagai benda asing.
Maka, sistem kekebalan secara otomatis meluncurkan serangan skala kecil terhadapnya.
Proses ini akan mengajarkan sel-sel kekebalan untuk mengenali musuh
"Jika ada efek samping, bukan berarti vaksin tidak bekerja. Dalam uji klinis vaksin, lebih dari separuh orang memang tidak mengalami efek samping apa pun. Namun, para ahli mendapati bahwa vaksin tetap efektif terhadap orang-orang itu," imbuh dokter yang berpraktek di RS Kramat 128.
Adapun efek samping yang paling umum adalah merasa lelah berlebihan, sakit kepala, nyeri, dan demam.
"Ini biasanya tidak bertahan lama. Sekitar satu hingga tiga hari," tutur Prof Zubairi.
Penggunaan obat pereda nyeri sebelum vaksinasi tidak harus dilakukan, karena ada beberapa obat pereda nyeri yang dapat mengganggu respons imun terhadap vaksin.
"Saat sulit bernapas, nyeri atau terasa sesak terus-menerus di dada, ketidakmampuan untuk bangun, bibir atau wajah kebiruan. Segeralah memeriksaan diri ke dokter," pesannya.