Masih Pandemi, Simak Tips Aman Lakukan Halal Bihalal Lebaran 2022
Halal bihalal, menurutnya ada potensi terjadi risiko paparan virus. Namun, akan jauh berkurang ketika cakupan vaksinasi di satu daerah lebih 80 persen
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Terkait penyelengaraan halal bi halal lebaran 2022, ahli Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman tetap mengingatkan jika saat ini situasi masih pandemi
"Artinya status pandemi jangan sampai merasa aman, selesai semuanya. Iya tetap meningkatkan kewaspadaan, protokol kesehatan dan upaya mitigasi harus dilakukan," ungkapnya pada Tribunnews, Senin (25/4/2022).
Halal bihalal, menurutnya ada potensi terjadi risiko paparan virus. Namun, akan jauh berkurang ketika cakupan vaksinasi di satu daerah lebih 80 persen.
Baca juga: Aturan Halalbihalal Lebaran Tahun 2022, Digelar Tanpa Kegiatan Makan dan Minum
Baca juga: Muhaimin Iskandar Minta Pemerintah Segera Perhatikan Putusan MA Terkait Vaksin Halal
Atau orang yang melakukan halal bi halal minimal telah melakukan vaksin dua dosis atau sudah booster. Menurut Dicky itu jauh lebih baik.
"Sebelum bicara jangan makan dan minum, pastikan orang yang hadir setidaknya dua dosis. Termasuk dosis keduanya tidak lebih dari 7 bulan. Kalau lebih dari 7 bulan ya sebaiknya tidak menghadiri," kata Dicky menambahkan.
Atau jika terpaksa ikut, Dicky menyarankan sebentar saja. Minimal tidak lebih dari 15 menit atau maksimal 30 menit dengan memakai masker yang N95 atau KN95.
"Tapi untuk yang sudah memiliki booster jangan merasa tidak pakai masker. Saat dia duduk, jauh dari orang bisa saja. Tapi sebaiknya tetap gunakan masker, N95 atau KN95," tegasnya.
Dan setidaknya, walau halal bihalal hanya dilaksanakan dengan keluarga sendiri, pastikan semua sudah booster. Kalau sudah booster risiko terinfeksi mengecil.
Lalu pastikan ruang terbuka dan juga sirkulasi tempat melaksanakan halal bihalal cukup baik. Bisa juga dibantu dengan alat seperti kipas.
Dicky menyarankan untuk menghindari penyelenggaraan halal bihalal di dalam ruang. Dilihat juga kapasitasnya. Jika yang hadir adalah keluarga, maka tidak apa.
Atau dengan kelompok dan komunitas yang kenal dekat dan tahu status vaksinasinya. Namun masih tidak disarankan untuk acara yang lebih besar dari itu, seperti masyarakat umum.
"Saya tidak menganjurkan. Karena masih berisiko. Memang tidak berisiko seperti tahun sebelumnya. Tapi sebaiknya kita hindari hal-hal yang bisa memperburuk situasi," paparnya lagi.
Ia pun menyarankan bagi yang mau melakukan halal bihalal di luar keluarga, sebaiknya dilakukan secara virtual. Atau mekanisme yang sifatnya online dan tidak bertemu secara fisik.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.