Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebaran Kasus Corona Indonesia 8 Mei 2022: DKI Jakarta Tertinggi dengan 78 Kasus Baru

Berikut update sebaran konfirmasi positif virus corona di 34 provinsi di Indonesia, Minggu (8/5/2022).

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Nuryanti
zoom-in Sebaran Kasus Corona Indonesia 8 Mei 2022: DKI Jakarta Tertinggi dengan 78 Kasus Baru
Freepik/starline
Ilustrasi Update Covid-19. Berikut update sebaran konfirmasi positif virus corona di 34 provinsi di Indonesia, Minggu (8/5/2022). 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut update sebaran konfirmasi positif virus corona di 34 provinsi di Indonesia, Minggu (8/5/2022).

Terdapat penambahan kasus virus corona sebanyak 227 kasus.

Sebelumnya, Sabtu (7/5/2022), kasus positif Covid-19 bertambah 218 kasus.

Bertambahnya 227 kasus ini menjadikan total kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 6.048.431 kasus.

Hal tersebut berdasarkan data yang diterima Tribunnews.com dari Satgas Covid-19 pada Minggu pukul 16.02 WIB.

Berdasarkan data Satgas Covid-19, wilayah DKI Jakarta memiliki tingkat kasus konfirmasi positif tertinggi dengan mencatatkan 78 kasus.

Jumlah penambahan harian di wilayah ini mengalami kenaikan daripada hari sebelumnya, yakni 62 kasus.

Baca juga: Mudik Dikhawatirkan Timbulkan Lonjakan Covid, Kepala BIN: Pemerintah Sudah Siapkan Berbagai Skenario

Berita Rekomendasi

Provinsi selanjutnya penyumbang konfirmasi positif Covid-19 yakni Jawa Barat dengan 45 kasus, jumlah ini naik dari sebelumnya sebanyak 26 kasus.

Provinsi ketiga yakni  Banten yang mencatatkan 22 kasus, sedangkan posisi keempat ada Jawa Tengah dengan 19 kasus.

Urutan kelima adalah Jawa Timur dengan jumlah korban sebanyak 18 kasus.

Berikut rincian data sebaran jumlah konfirmasi positif Covid-19 dari Satgas Covid-19, Minggu (8/5/2022):

- DKI JAKARTA: 78 kasus

- JAWA BARAT: 45 kasus

- BANTEN: 22 kasus

- JAWA TENGAH: 19 kasus

- JAWA TIMUR: 18 kasus

- BALI: 15 kasus

- SULAWESI SELATAN: 4 kasus

- SUMATERA UTARA: 3 kasus

- LAMPUNG: 3 kasus

- KALIMANTAN TIMUR: 3 kasus

- SUMATERA BARAT: 2 kasus

- SUMATERA SELATAN: 2 kasus

- DI YOGYAKARTA: 2 kasus

- KALIMANTAN TENGAH: 2 kasus

- SULAWESI TENGAH: 2 kasus

- RIAU: 1 kasus

- NUSA TENGGARA BARAT: 1 kasus

- NUSA TENGGARA TIMUR: 1 kasus

- KALIMANTAN SELATAN: 1 kasus

- GORONTALO: 1 kasus

- MALUKU: 1 kasus

- PAPUA: 1 kasus

- ACEH: 0 kasus

- JAMBI: 0 kasus

- BENGKULU: 0 kasus

- BANGKA BELITUNG: 0 kasus

- KEPULAUAN RIAU: 0 kasus

- KALIMANTAN BARAT: 0 kasus

- KALIMANTAN UTARA: 0 kasus

- SULAWESI UTARA: 0 kasus

- SULAWESI TENGGARA: 0 kasus

- SULAWESI BARAT: 0 kasus

- MALUKU UTARA: 0 kasus

- PAPUA BARAT: 0 kasus

Baca juga: Cegah Hepatitis Akut Jadi Epidemi, Pemerintah Diharapkan Belajar dari Deteksi Dini Covid-19

Penyakit Hepatitis Akut Berat pada Anak Tak Terkait Vaksin Covid-19

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Muzal Kadim menegaskan, penyakit hepatitis akut berat yang menjangkiti anak-anak tidak terkait vaksinasi Covid-19.

Pasalnya, penyakit misterius ini banyak menginfeksi anak-anak dibawah 6 tahun, yang justru belum menerima vaksin Covid-19.

"Sampai saat ini hepatitis akut berat ini tidak dikaitkan dengan vaksinasi covid, karena sebagian besar dari kasus yang muncul saat ini belum divaksin," kata dia dalam konferensi pers virtual, Sabtu (7/5/2022).

"Justru belum divaksin karena kebanyakan anak dibawah umur 6 tahun," sambungnya.

Ia memaparkan, dari laporan yang ada seperti di Inggris, penyakit hepatitis akut berat ini bahkan banyak menyerang anak dibawah usia 2 tahun.

"Di UK itu juga banyak nah itu belum divaksin covid. Jadi sampai sekarang ini sama sekali tidak dikaitkan dengan vaksin," tutur Dokter Muzal.

Selain itu, ia memaparkan hepatitis akut yang dihubungkan dengan Covid-19 juga masih dugaan, apakah itu sebagai satu ko-insiden atau bersamaan maupun sebagai penyebab langsung.

Lantaran, gejala kedua penyakit ini berbeda.

"Kadang-kadang itu sebagai suatu ko-insiden atau bersamaan ada yang ditemukan itu juga Covid juga ditemukan Adenovirus, jadi bersamaan. Mana yang menyebabkan juga masih belum bisa diketahui. SAmpai saat ini kita dibantu WHO dan beberapa negara masih melakukan investigasi penyebab pastinya," urainya.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Rina Ayu Panca Rini)

Baca berita lainnya terkait Virus Corona.

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas