Angka Ketidakpatuhan Terhadap Prokes Cukup Tinggi, Pemerintah Ingatkan Potensi Peningkatan Kasus
Tak sedikit masyarakat terpantau belum mematuhi protokol kesehatan selama cuti bersama dalam rangka perayaan Lebaran 2022.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak sedikit masyarakat terpantau belum mematuhi protokol kesehatan selama cuti bersama dalam rangka perayaan Lebaran 2022.
Padahal, pandemi covid-19 sepenuhnya belum berakhir di Indonesia. Dengan kata lain masih ada kemungkinan lonjakan kasus apabila tak disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Pada 24 -30 April dan 1-7 Mei 2022, terjadi kenaikan orang yang dipantau dan ditegur di tempat wisata sebesar lebih dua kali lipat.
Baca juga: Update Covid-19 Global 11 Mei 2022: Total Infeksi Covid-19 518,4 Juta Kasus, Total Pulih 473,2 Juta
Baca juga: Pandemi Covid-19 Pasca Lebaran: Kasus Mingguan di Semua Provinsi Turun
"Angka kepatuhan selama Cuti bersama dari 27 provinsi, diketahui masih terdapat 49,5 persen masyarakat tidak patuh memakai masker di area restoran dan kedai," ungkap Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito pada konferensi pers virtual, Selasa (10/5/2022).
Sedangkan di area pemukiman, sebanyak 22,1 persen masyarakat tidak patuh pada prokes.
Padahal mobilitas masyarakat yang keluar rumah saat libur lebaran 2022 terjadi sebesar 48,1 persen.
Cukup besar jika dibandingkan dengan mobilitas lebaran tahun sebelumnya yaitu 3,64 persen. Hal ini terjadi peningkatan mobilitas cukup tinggi yaitu 44,46 persen.
Terjadi mobilitas tinggi saat lebaran tahun ini memang memberikan dampak positif terhadap perekonomian dengan meningkatnya indeks belanja mandiri sekitar 31 persen.
"Namun perlu kita sadar meningkat mobilitas bisa berdampak pada peningkatan kasus. Sehingga saya mengimbau pada masyarakat terus menerapkan prokes," tegasnya.
Di antaranya seperti memakai masker, menjaga jarak relatif aman dan mencuci tangan. Semua hal ini sangat diperlukan pasca lebaran ini untuk meminimalisir efek penularan Covid-19.