Masker dan Vaksin Covid-19 Masih Jadi Senjata Efektif Hadapi Pandemi
akar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menyebutkan jika masker adalah senjata atau alat perlindungan menghadapi pandemi.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menyebutkan jika masker adalah senjata atau alat perlindungan.
Tidak hanya menghadapi Covid-19, tapi juga berbagai macam wabah. Apa lagi saat ini status masih pandemi covid-19. Maka penggunaan masker menjadi satu hal penting yang harus dilakukan.
"Karena masker dan vaksin menjadi dua kombinasi yang efektif. Menekan penyebaran Covid-19. Terbukti dalam dua tahun pandemi terakhir ini," ungkapnya pada Tribunnews, Senin (23/5/2022).
Baca juga: Kejar Pemerataan Vaksinasi Covid-19 di Papua Barat, BIN Terjun Hingga Pelosok
Penggunaan masker dalam dua tahun ini menunjukkan kasus infeksi yang menular melalui saluran pernapasan semakin berkurang di tengah masyarakat.
Sehingga manfaat penggunaan masker bukan hanya dari Covid-19 saja. Tapi juga penyakit lain yang ditularkan melalui udara. Karena masker mengurangi potensi paparan penyebab penyakit yang ada di udara.
Baca juga: Boleh Tak Pakai Masker di Luar Ruangan, Ini Trik Menjaga Kulit Wajah Agar Tetap Sehat
"Nah artinya, kalau disebut saat ini Indonesia melepas masker, jangankan Indonesia. Negara maju dunia pun belum. Karena kita masih status pandemi," tegasnya.
Dicky sebagai peneliti Global Health Security, epidemiologi sekaligus ahli kesehatan pengguna melihat masker menjadi sangat penting.
Karena sekali lagi, menurutnya, status vaksin, serta imunitas bukanlah satu-satunya upaya menuju transisi. Harus ada kombinasi dengan strategi lainnya.
Antara lain seperti penggunaan masker, cuci tangan, perilaku hidup sehat dan protokol kesehatan lainnya. Baik pada kelompok rentan maupun masyarakat umum punya risiko yang sama.