Transisi Pandemi ke Endemi Bergantung pada Kesadaran Masyarakat Jalani Pola Hidup Sehat
kesadaran masyarakat dalam menjaga protokol kesehatan menjadi salah satu alat ukur untuk menentukan pandemi terkendali dan siap menuju fase endemi.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo mengatakan kesadaran masyarakat dalam menjaga protokol kesehatan menjadi salah satu alat ukur untuk menentukan pandemi terkendali dan siap menuju fase endemi.
Ia menekankan pentingnya masyarakat tetap menjaga kebiasaan hidup sehat, meski situasi pandemi COVID19 semakin terkendali.
"Pandemi semakin terkendali artinya kebiasaan hidup sehat kembali menjadi tanggung jawab setiap individu. Tidak perlu lagi masyarakat diawasi apalagi dipaksa-paksa. Seperti pemakaian masker atau lainnya," kata Abraham, di gedung Bina Graha Jakarta, Jum'at (3/6/2022).
Abraham mengatakan, untuk menuju endemi, pemerintah akan terus mengingatkan masyarakat untuk memikul tanggung jawab menjaga kesehatan pribadi dan lingkungannya.
Targetnya, ujar dia, masyarakat benar-benar teredukasi, memahami, dan bisa mengambil keputusan jika terjadi gangguan kesehatan.
"Jika itu sudah tercapai, berarti COVID19 sudah menjadi endemi," katanya.
Dalam kesempatan itu, Abraham juga menyebut situasi pandemi selama 12 minggu atau 3 bulan terakhir semakin terkendali. "Kita semakin optimis pandemi bisa berakhir di tahun ini," katanya.
Sebelumnya Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menegaskan kondisi pandemi di Indonesia terus menunjukkan pencapaian yang baik.
Indikatornya, kasus COVID-19 harian konsisten rendah, persentase kasus aktif terendah se-Asia Tenggara dan Australia, hingga cakupan vaksinasi lengkap telah memenuhi target dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
“Dan yang tak kalah penting, Indonesia berhasil menyelenggarakan sejumlah kegiatan berskala internasional tanpa adanya kenaikan kasus signifikan,” kata Wiku dalam konferensi pers, Kamis, (2/6/2022).
Baca juga: Menkes: Indonesia Tidak Bisa Ambil Keputusan Sendiri Soal Transisi Pandemi ke Endemi
Wiku mengatakan kegiatan berskala internasional turut berkontribusi meningkatkan mobilitas dan kegiatan masyarakat baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun kenaikan mobilitas tersebut tidak menimbulkan kenaikan kasus Covid 19.
"Ini adalah pencapaian yang sangat baik. Hal ini menunjukkan resiliensi bangsa Indonesia dalam beradaptasi dengan COVID-19 dan tetap mampu melaksanakan kegiatan dengan tetap aman COVID-19," katanya.
Wiku mengatakan persentase kasus aktif per total kumulatif kasus positif, Indonesia berada di angka 0,05 persen dan terendah di Asia Tenggara dan Australia. Angka tersebut lebih baik ketimbang Vietnam yang kasus aktifnya sebesar 11,44 persen dan Singapura 6,01 persen.
“Yang mendekati Indonesia, ialah Filipina persentasenya 0,07 persen,” katanya.
Lalu, pada cakupan vaksinasi lengkap di Indonesia mencapai 62 persen, dengan jumlah penduduk yang telah divaksinasi dosis kedua adalah 167,5 juta jiwa, dari total 273,5 juta.
Indonesia telah memenuhi target dari WHO sebesar 60 persen pada dosis kedua. Jika dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara dan Australia, Indonesia masih lebih rendah. Cakupan vaksin dosis 2 yang tinggi terdapat di Singapura (91 persen), Australia (84 persen), Malaysia (83 persen), Vietnam (80 persen), dan Thailand (75 persen).
“Hanya Filipina yang dibawah Indonesia, yakni 34 persen,” pungkasnya.