Cakupan Booster Covid-19 Masih Rendah, Menkes Sebut Bukan Hanya Masalah Indonesia Saja
sebagian pandangan orang yang menganggap booster tidak penting. Atau sudah divaksin dua kali, sehingga merasa sudah lebih kuat.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rendahnya cakupan vaksin booster Covid-19 tidak menjadi masalah di Indonesia saja. Saat ini cakupan vaksin booster di Indonesia rata-rata baru 20 persen.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan jika masalah ini pun berlaku di negara lain.
Hal ini dikarenakan sebagian pandangan orang yang menganggap booster tidak penting. Atau sudah divaksin dua kali, sehingga merasa sudah lebih kuat.
"Perlu diketahui, data sains, menunjukkan bahwa sesudah 6 bulan, terjadi penurunan. Jadi jauh lebih baik, siap, waspada kalau kita juga segera melakukan vaksinasi booster,"kata Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/7/2022).
Baca juga: Wajib Booster Masuk Mal dan Transportasi: Berlaku 2 Minggu Lagi, PeduliLindungi Diperketat
Apa lagi jika sudah 6 bulan sejak dosis kedua diberikan. Booster, kata Budi akan memberikan perlindungan. Lebih berhati-hati tidak lah buruk.
"Bapak presiden pun sadar kalau orang Indonesia kadang-kadang harus ada cara khusus supaya terpacu mau booster. Seperti dulu mau divasinasi orangtua susah sekali, tapi ketika menjadi syarat masuk mall, mau semua," papar Budi.
Budi pun mengatakan jika masyarakat Indonesia perlu pendekatan inovatif seperti itu.
"Nah mungkin arahan beliau coba dicari pendekatan sosial inovatif agar orang Indonesia semangat di booster kembali," pungkasnya.