Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakar Epidemiologi Prediksi Puncak Gelombang Keempat Covid-19 Terjadi Awal Agustus 

Pada gelombang keempat, jumlah orang yang masuk ICU atau pun kematian memang cenderung lebih rendah.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Pakar Epidemiologi Prediksi Puncak Gelombang Keempat Covid-19 Terjadi Awal Agustus 
Satgas Penanganan Covid-19
Situasi Kasus Covid-19 di Indonesia per 19 Juli 2022. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak mudah memprediksi kapan puncak gelombang keempat covid-19.

Namun Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman memprediksi puncak gelombang terjadi di awal Agustus atau paling cepat akhir Juli. 

"Namun masa krisis dari gelombang keempat ini bisa sampai awal Oktober. Ini karena selain sub varian BA.4 dan BA.5 yang mendominasi, ada juga kehadiran BA.2.75 yang berpotensi memperpanjang masa kritis," ungkapnya pada Tribunnews, Rabu (20/7/2022).

Indonesia menurut Dicky harus siap berekspektasi jika masa krisis sampai Oktober. Di sisi lain, Dicky menekankan untuk tetap waspada. 

Meski pada gelombang keempat, jumlah orang yang masuk ICU atau pun kematian memang cenderung lebih rendah.

Baca juga: Update Covid-19 Global 20 Juli 2022: Total Infeksi Covid-19 569,5 Juta Kasus, Total Pulih 540,7 Juta

"Tapi akan tetap ada. Kita harus ingat proporsi yang masuk. Misalnya masuk rumah sakit, kematian, itu tetap signifikan dibandingkan dengan jumlah penduduk yang besar," paparnya lagi. 

Berita Rekomendasi

Ia pun mengingatkan untuk semua masyarakat waspada. Tidak hanya pada kelompok rawan saja, tapi pada daerah dengan cakupan vaksinasi yang masih buruk. 

Serta, di tengah lemahnya buruknya sistim pelaporan. Baik itu kasus infeksi maupun kematian. Menurut Dicky, Indonesia harus belajar dari dua tahun terakhir. 

Angka kematian Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan pada estimasi WHO. Artinya kasus kematian di lapangan jauh lebih banyak. Terutama kasus infeksinya. Dan hal ini kata Dicky bukan perkara mudah. 

"Karena dapat menimbulkan pekerjaan rumah di kemudian hari. Terutama beban di kesehatan dengan banyaknya kasus penduduk 10 tahun ke depan mengalami penyakit tidak menular. Seperti Diabetes, Hipertensi dan sebagainya," pungkas Dicky.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas