Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kadar Antibodi Masyarakat Terhadap Covid-19 Naik 4 Kali Lipat, Vaksinasi Booster Jadi Pemicu

Hasil kadar antibodi penduduk Indonesia meningkat dari yang sebelumnya 444 unit per mililiter menjadi 2.097 unit per mililiter.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kadar Antibodi Masyarakat Terhadap Covid-19 Naik 4 Kali Lipat, Vaksinasi Booster Jadi Pemicu
Tribunnews/JEPRIMA
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga atau booster kepada warga di Terowongan Kendal, Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2022). Pemerintah mulai memberlakukan kebijakan wajib vaksinasi ketiga atau booster COVID-19 sebagai syarat perjalanan dan masuk ke ruang publik. Sebagai informasi satuan Tugas Covid-19 melaporkan jumlah warga Indonesia yang telah menerima dosis penguat atau booster mencapai 54,9 juta jiwa lebih hingga Selasa (26/7). Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes dan Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI kembali mengumumkan hasil survei serologi antibodi penduduk Indonesia terhadap virus SARS-CoV-2.

Hasil kadar antibodi penduduk Indonesia meningkat dari yang sebelumnya 444 unit per mililiter menjadi 2.097 unit per mililiter.




''Ini adalah survei serologi yang ketiga kali yang besar, yang pertama di Desember 2021 itu bersifat nasional kemudian Maret 2022 khusus untuk Jawa Bali karena daerah mudik, kemudian Juli 2022 kembali untuk seluruh Indonesia,'' kata Peneliti dari FKMUI Iwan Ariawan, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Hasil Sero Survei Juli 2022: 98,5 Persen Masyarakat Indonesia Punya Antibodi terhadap Covid-19 

Survei serologi ke-3 ini dilakukan di 100 Kabupaten/Kota terpilih yang tersebar di 34 provinsi.

Metode survei menggunakan kuesioner, pengambilan darah, kemudian pemeriksaan ada tidaknya antibodi SARS-CoV-2 dan kadarnya. Pemeriksaan dilakukan di BKPK dan jejaring laboratoriumnya.

Iwan mengungkapkan hasil dari survei serologi ke-3 ini menunjukkan adanya peningkatan proporsi penduduk yang mempunyai antibodi SARS-CoV-2, yakni dari 87,8 persen pada Desember 2021 menjadi 98,5 persen pada Juli 2022.

BERITA TERKAIT

''Kadar antibodi penduduk Indonesia meningkat lebih dari 4 kali lipat. Median kadarnya meningkat dari 444 unit per mililiter menjadi 2.097 unit per mililiter,'' tutur Iwan.

Baca juga: Kapan Masyarakat Umum Dapatkan Booster Kedua? Berikut Penjelasan Jubir Kemenkes

Peneliti lainnya Pandu Riono menjelaskan besaran perbedaan kadar antibodi berdasarkan kelompok umur.

Rerata beda titer antibodi menurut kelompok umur tertinggi pada kelompok usia 60 tahun ke atas yakni 3.504,6 unit per mililiter, usia 30 tahun sampai 59 tahun sebesar 2.427,3 unit per mililiter, dan usia 19 tahun sampai 29 tahun sebesar 2.337,9 unit per mililiter.

Gambar protein lonjakan strain Omicron ditemukan di Jepang. Warna jingga (oranye) merupakan lokasi mutasi yang diduga terlibat dalam pengikatan reseptor manusia (massa warna hijau di kiri atas) dan antibodi. Warna biru dan biru muda digambar menggunakan CoVsurver, merupakan lokasi mutasi lainnya.
Gambar protein lonjakan strain Omicron ditemukan di Jepang. Warna jingga (oranye) merupakan lokasi mutasi yang diduga terlibat dalam pengikatan reseptor manusia (massa warna hijau di kiri atas) dan antibodi. Warna biru dan biru muda digambar menggunakan CoVsurver, merupakan lokasi mutasi lainnya. (Foto Asahi)

''Peningkatan mulai tinggi terjadi pada usia di atas 18 tahun karena kelompok usia tersebut sudah ada program vaksinasi booster sejak Januari 2022,'' ujar Pandu.

Dikatakan Pandu, dengan melengkapi vaksinasi hingga booster akan meningkatkan kadar antibodi.

Dampaknya angka keparahan pasien di rumah sakit dan angka kematian tidak meningkat tajam, melainkan landai atau malah menurun.

''Artinya kita perlu melengkapi vaksinasi sampai booster dan harus menjadi prioritas bersama antara pemerintah dan masyarakat,'' kata Pandu.

Pandu menambahkan meskipun penduduk sudah memiliki antibodi tinggi bukan berarti tidak bisa terinfeksi Covid-19. Mereka tetap bisa terinfeksi tapi mengurangi risiko terjadinya masalah kesehatan yang berat atau risiko kematian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas