Menteri Kesehatan Akui Cakupan Vaksinasi Booster Covid-19 Masih Rendah
Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin tak memungkiri cakupan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster masih rendah.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Wahyu Aji

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin tak memungkiri cakupan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster masih rendah.
Berdasarkan data Kemenkes RI, capaian vaksinasi booster baru mencapai 26,46 persen atau sekitar 62.091.264 orang.
“booster ketiga ini masih rendah. Karena kan gimanapun pasti setelah 6 bulan imunitasnya turun. Saya sendiri merasakan kemarin booster telat. Makanya kalau ada kesempatan lebih baik booster lagi, toh vaksinnya ada. Nah nanti kita akan beli nih, vaksinnya,” ujar Budi di Jakarta, Kamis (15/9/2022).
Mantan wamen BUMN ini berencana membuat terobosan di akhir tahun ini sebagai upaya mengejar cakupan booster.
Menurutnya, besar kemungkinan imunitas akan menurun pada awal tahun 2023.
“Dugaan saya, kita akan menurun imunitasnya di awal tahun depan. Jadi itu sebabnya kita nanti boosternya keluar ini, kita akan encourage yang belum booster ketiga akan kita kejar lagi nih di akhir tahun,” imbuhnya.
Pihaknya sedang merancang program untuk dapat menjaring lebih banyak masyarakat agar rela mengikuti vaksinasi ketiga ini.
“Nantinya kita akan bikin program lagi supaya lebih banyak lagi yang vaksin ketiga karena baru 60 jutaan orang kayaknya. Kita mau naikkan kalau bisa sampai 100 juta sampai akhir tahun,” sambung mantan dirut Bank Mandiri ini.
Budi juga memastikan akan memprioritaskan, dua vaksin produk dalam negeri produksi BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) Indovac dan Vaksin Inavac sebagai vaksin Booster.
“Kemenkes berkomitmen ingin mereka maju, dan harus jadi. Jadi rencananya memang tahun ini akan jadi nih, Inavac dan Indovac. Jadi dua vaksin itu jadi tahun ini, akan kita beli dan jadikan booster,” tegas Budi.
Baca juga: Mengenal Vaksin Covovax yang jadi Booster Homolog dan Jenis Vaksin Booster di Indonesia
Hingga akhir tahun ini, pihaknya akan menyediakan sekitar 10 juta dosis vaksin dari berbagai sumber termasuk vaksin Indovac dan Inavac.
“Kalau sampai akhir tahun mungkin 100 persen nggak ya, kita paling sanggup 10 juta. Indovac juga mungkin mirip. Tapi kalau dari vaksin itu udah 20 juta kan lumayan. Tapi gradually kita akan meningkatkan kapasitasnya," tuturnya
Menyinggung kondisi pandemi saat ini, ia mengatakan, di Indonesia masih terkendali meskipun sempat ada kenaikan saat varian BA.4 dan BA.5. Hal ini dilatarbelakangi karena kekebalan tubuh masyarakat Indonesia dari cakupan vaksinasi primer yang sudah diberikan pada tahun lalu.
Oleh karenanya, ia berharap masyarakat dapat melakukan vaksin booster setelah 6 bulan sejak divaksin. Karena, bila tidak mendapatkan imun akan kembali turun.