Wuhan Lockdown Lagi, Diduga karena Daging Babi Lokal
Kota Wuhan, China kembali di lockdown akibat kasus Covid-19 di tempat tersebut tinggi. Diduga, kasus Covid-19 terjadi karena daging babi.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Kota Wuhan hingga Xining kembali menerapkan lockdown karena Covid-19.
Wuhan melaporkan, sekitar 20 hingga 25 kasus Covid-19 baru terjadi setiap hari dalam minggu ini.
Selama 14 hari, Wuhan mencatat sebanyak 240 kasus baru akibat Covid-19.
Dikutip dari The Guardian, pemerintah Kota Wuhan memerintahkan 800 ribu orang di satu distrik untuk tinggal di rumah hingga 30 Oktober 2022.
Sementara di Guanghzhou, pada hari Kamis menutup lebih banyak jalan dan lingkungan karena dianggap berisiko tinggi dalam kebangkitan Covid-19.
Di Xining, unggahan media sosial menceritakan tentang kekurangan pangan dan inflasi harga untuk barang-barang penting ketika pemerintah menahan rebound Covid-19 setelah libur hari nasional pada awal Oktober.
Baca juga: Wuhan dan Sejumlah Kota di China Lockdown, Imbas Meningkatnya Covid-19
"Untuk mengurangi risiko penularan, beberapa toko sayur dan buah telah ditutup dan dikarantina," kata seorang pejabat pemerintahan Xining pada Rabu.
Beban kasus virus corona China tetap kecil menurut standar global, tetapi tindakan penahanannya yang sangat ketat terhadap varian Omicron yang sangat menular.
Kota-kota besar lainnya di seluruh China termasuk Datong dan Xi'an telah menerapkan pembatasan baru minggu ini untuk mengendalikan wabah lokal.
Di Beijing, taman hiburan Universal Resort ditutup pada hari Rabu setelah setidaknya satu pengunjung dinyatakan positif terkena virus corona.
Di Zhengzhou, terjadi wabah di sebuah pabrik yang mempekerjakan sekitar 300.000 orang dan dikenal sebagai produsen iPhone terbesar di dunia.
Baca juga: Xi Jinping Kembali Lockdown Puluhan Kota di China Termasuk Wuhan, Tempat Covid Pertama Ditemukan
Foxconn Technology Group, yang menjalankan fasilitas tersebut, mengakui ledakan itu pada hari Rabu tetapi mengatakan "operasi dan produksi relatif stabil".
"Langkah-langkah kesehatan dan keselamatan bagi karyawan sedang dipertahankan," kata pembuat elektronik Taiwan itu.
"Memberikan jaminan yang diperlukan untuk mata pencaharian, termasuk pasokan material, kenyamanan psikologis, dan umpan balik yang responsif," lanjut pernyataan itu.