Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

IHME Ramalkan Kasus Covid-19 di China akan Kembali Melonjak Pasca Pelonggaran Pembatasan

Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME) yang berbasis di Amerika Serikat, memperkirakan kasus infeksi Covid-19 di China akan kembali meningkat

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in IHME Ramalkan Kasus Covid-19 di China akan Kembali Melonjak Pasca Pelonggaran Pembatasan
dok. AFP
Pekerja di sektor kesehatan mengenakan baju pelindung selama pemberlakuan lockdown COVID-19 di Kota Shanghai. Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME) yang berbasis di Amerika Serikat, memperkirakan kasus infeksi Covid-19 di China akan kembali meningkat seiring dengan pelonggaran pembatasan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME) yang berbasis di Amerika Serikat, memperkirakan kasus infeksi Covid-19 di China akan kembali meningkat seiring dengan pelonggaran pembatasan.

Direktur IHME Christopher Murray mengatakan bahwa kasus infeksi Covid-19 di China akan mencapai puncaknya sekitar April tahun depan, di mana angka kematian akibat virus tersebut akan mencapai 322.000 orang dan sekitar sepertiga populasi China akan terinfeksi pada saat itu.

Otoritas kesehatan nasional China belum melaporkan kematian akibat Covid secara resmi sejak pencabutan pembatasan Covid. Adapun, kematian resmi terakhir dilaporkan pada 3 Desember.

Baca juga: Mantan Direktur WHO: Angka Kematian Flu Unta 35 Persen Lebih Tinggi Daripada Covid-19

Seperti diketahui, China telah melonggarkan kebijakan ketatnya terkait Covid-19 khas presiden Xi Jinping pada awal bulan ini menyusul aksi protes besar-besaran di beberapa kota besar termasuk ibukota Beijing.

Dengan pelonggaran pembatasan ini, membuat beberapa pakar kesehatan khawatir akan lonjakan kasus Covid-19 yang semakin parah terutama menjelang libur akhir tahun ini.

“Tidak ada yang mengira mereka akan bertahan pada kebijakan nol-Covid selama mereka melakukannya,” kata Murray, melansir CNBC.

Berita Rekomendasi

“Kebijakan nol-Covid China mungkin efektif untuk mencegah varian virus sebelumnya, tetapi penularan varian Omicron yang tinggi membuatnya tidak mungkin untuk dipertahankan,” imbuhnya.

Sementara itu, pakar kesehatan lain mengatakan bahwa sekitar 60 persen populasi China akan terinfeksi Covid-19 dengan puncaknya diperkirakan pada Januari 2023.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas