Rumah Sakit di Shanghai Hadapi Pertempuran Sengit Melawan Wabah Covid-19
Jumlah kematian resmi di China akibat Covid-19 sejak pandemi dimulai tiga tahun lalu mencapai 5.241 jiwa, lebih kecil dari yang dihadapi negara lain.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Penduduk Shanghai mengalami penguncian atau lockdown selama dua bulan yang berakhir pada 1 Juni, dengan banyak orang kehilangan pendapatan dan berjuang untuk menemukan kebutuhan dasar. Ratusan orang dilaporkan meninggal dan ratusan ribu lainnya terinfeksi Covid-19 selama dua bulan itu.
Pada hari ini, banyak daerah di Shanghai hampir sepi, dengan banyak penduduk yang mengisolasi diri dan bisnis terpaksa tutup karena staf jatuh sakit.
"Semua karyawan kami sakit," kata seorang pekerja supermarket bermarga Wang, sembari menambahkan dia berharap untuk membuka kembali toko pada 30 Desember.
Terlepas dari infeksi baru, sisa terakhir dari kebijakan nol-Covid sedang dihapus. China berencana untuk memotong persyaratan karantina untuk turis luar negeri pada Januari, menurut laporan Bloomberg News, mengutip sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Para ahli mengatakan China dapat menghadapi lebih dari satu juta kematian akibat Covid-19 di tahun depan, mengingat tingkat vaksinasi penuh yang relatif rendah di antara kalangan lansia yang lebih rentan.
Baca juga: Rusia Kirim Bantuan Kemanusiaan 100.000 Dosis Vaksin Covid-19 Sputnik Light ke Djibouti
Tingkat vaksinasi China lebih dari 90 persen, namun tingkat untuk orang dewasa yang telah menerima suntikan vaksin turun menjadi 57,9 persen, dan menjadi 42,3 persen untuk orang berusia 80 tahun ke atas, berdasarkan data pemerintah China.
Rekaman dari sebuah rumah sakit di Beijing yang tayang di televisi China CCTV menunjukkan barisan pasien lanjut usia di unit perawatan intensif bernapas melalui masker oksigen. Tidak jelas berapa banyak dari mereka yang mengidap Covid-19.
Wakil direktur departemen gawat darurat rumah sakit tersebut, Han Xue, mengatakan kepada CCTV bahwa mereka menerima 400 pasien setiap hari, empat kali lebih banyak dari biasanya.
"Pasien-pasien ini semuanya adalah orang lanjut usia yang memiliki penyakit bawaan, demam dan infeksi pernapasan, dan mereka berada dalam kondisi yang sangat serius," kata Han.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan prihatin dengan lonjakan kasus Covid-19 dan mendukung pemerintah untuk fokus memvaksinasi mereka yang berisiko paling tinggi.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, China Diprediksi Hadapi Lebih dari Satu Juta Kematian Tahun Depan
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan kepada wartawan bahwa badan tersebut membutuhkan informasi lebih rinci mengenai tingkat keparahan penyakit, penerimaan rumah sakit dan persyaratan unit perawatan intensif untuk penilaian komprehensif.
Tekanan besar
Perubahan kebijakan China membuat sistem kesehatan yang rapuh tidak siap hidup berdampingan dengan virus corona, dengan rumah sakit berebut tempat tidur, sementara apotek berebut mendapat pasokan obat-obatan dan pihak berwenang berlomba untuk membangun klinik.
Tongchuan, sebuah kota berpenduduk 700.000 di provinsi Shaanxi, pada Rabu meminta semua pekerja medis yang pensiun dalam lima tahun terakhir untuk bergabung dalam pertempuran melawan Covid-19.